Kavanaugh Resmi Dilantik Jadi Hakim Agung, Kemenangan Trump?

Senin, 8 Oktober 2018
Indonesiaplus.id – Sabtu (6/10/2018), Brett Kavanaugh dari kelompok Konservatif resmi dilantik sebagai Hakim Agung Amerika Serikat, dengan keunggulan tipis selama pemungutan suara.
Sekaligus mengakhiri pro-kontra terhadap Kavanaugh seiring tuduhan pelecehan seksual di masa muda, dan menawarkan pada Presiden Donald Trump kemenangan terbesar partainya di salah satu posisi paling elite dalam pemerintahan.
Dia langsung disumpah sesaat usai Senat memberikan kemenangan 50-48 untuknya. Posisi partai Republik pun semakin kuat, mengingat mereka sudah memiliki dua wakil dari sembilan hakim agung yang duduk di Mahkamah Agung.
Di luar Gedung Senat, banyak orang berdemo menentang penunjukan Kavanaugh, lelaki 53 tahun yang menghadapi beberapa tuduhan pelecehan seksual dan dikritik karena retorika partisannya yang penuh kemarahan.
Nominasinya oleh Presiden Trump telah membelah AS dalam dua kubu politik, mengguncang status quo yang biasa dinikmati Capitol Hill, serta memicu perdebatan sengit antara kelompok Republik dan partai oposisi Demokrat, sebulan sebelum pemilu paruh waktu.
Dengan kemenangan selisih dua suara itu pun menjadi marjin terketat sejak penunjukan Hakim Agung pada 1881-dan sejauh ini paling kontroversial sejak pelantikan Clarence Thomas pada 1991.
“Ini malam bersejarah,” ujar Trump di hadapan para pendukungnya di Kansas, setelah menandatangani surat perintah pengangkatan Kavanaugh di atas pesawat Air Force One.
“Saya berdiri di hadapan Anda saat ini, di bawah naungan kemenangan luar biasa bagi bangsa kita, rakyat kita, dan Konstitusi kita yang tercinta.”
Trump akan mengundang Kavanaugh ke Gedung Putih, Senin (8/10), untuk seremoni pengambilan sumpah jabatan yang disiarkan untuk umum.
Nominasi Kavanaugh sebagai pengganti Hakim Agung Anthony Kennedy, yang meminta pensiun di usia 82 tahun, sangat kontroversial sejak awal.
Memang semula, fokus utama kontroversi berkaitan dengan pandangan konservatif dari bapak dua anak itu, tapi kemudian bergeser pada tuduhan pelecehan seksual setelah psikolog dan peneliti Christine Blasey Ford mengaku pernah diserang secara seksual oleh Kavanaugh dalam sebuah pesta, ketika mereka masih berada di sekolah menengah.
Menjelang pemilihan oleh Senat, para demonstran melampiaskan kemarahannya di luar gedung Capitol Hill.
“Memalukan!” teriak mereka. “November segera tiba!” kata yang lain.
Polisi menangkap puluhan demonstran yang merangsek hingga tangga Capitol dan menahan mereka dengan borgol plastik. Beberapa saat kemudian, kelompok demonstran bergerak menuju gedung Mahkamah Agung, dan sempat menggedor-gedor pintu masuk utama.
“Saya di sini karena Presiden Trump mengejek korban pelecehan seksual,” kata Kara Harrington (50), seorang warga Carolina Utara.
“Ejekan itu mengeluarkan sesuatu dari dalam diri saya, yang pernah mengalami pelecehan seksual saat masih muda dan terpaksa bungkam.”
Di ruang Senat, proses pemilihan beberapa kali diganggu teriakan protes para demonstran dari ruang galeri.
Pemimpin Mayoritas Senat Republikan Mitch McConnell, yang berkampanye menghadapi kelompok pengkritik Kavanaugh, merasa “bangga” atas penunjukan koleganya dan memperkirakan masa depan cerah bagi partainya.
“Markas kami sekarang bersemangat. Kami akhirnya menemukan satu hal yang menyalakan semangat di markas Republik, dan kami bahkan tidak menduganya. Kubu seberang yang memicu hal ini,” katanya setelah penunjukan Kavanaugh.
Pengangkatan Kavanaugh memang bisa menjadi ukuran kekuatan rezim Trump, sebelum digelarnya pemilu paruh waktu. Partai Republik mengendalikan Gedung Putih, Senat, dan Parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat), bersama mayoritas golongan konservatif di Mahkamah Agung.
Namun, saga skandal Kavanaugh, yang disiarkan secara luas di seluruh televisi AS dan diikuti investigasi FBI selama 11 jam, menjadi noda dalam percikan dominasi Republik di pemerintahan. Polarisasi dua kubu politik terlihat semakin tegas menjelang pemilu Kongresional pada 6 November.
“Kaum Demokrat yang radikal sekarang berubah menjadi massa yang marah,” katanya sinis. “Demokrat siap menimbulkan kerusakan demi mengejar kekuasaan. Bayangkan saja kerusakan macam apa yang bakal terjadi jika mereka benar-benar memegang kendali kekuasaan.”
Presiden Trump memuji Kavanaugh sebagai “sosok intelek dan berkarakter”, dan ia akan bekerja dengan Hakim Agung Neil Gorsuch, yang juga dinominasikan Trump, untuk melindungi “hak-hak mulia” warga AS.
Wawancara telepon dengan Fox News, Trump mengaku “sangat gembira” karena urung membatalkan pencalonan Kavanaugh terkait isu pelecehan seksual. Sementara itu, para senator dari Partai Demokrat berkoar “kekalahan” ini akan memotivasi mereka untuk memenangkan pemilu sela November.
“Ini hari duka, tapi kami akan memanfaatkannya untuk bangkit demi kemenangan dalam pemilu,” kata Senator Amy Klobuchar dari Demokrat.
Senator Lisa Murkowski, satu-satunya Republikan yang menolak Kavanaugh, mengatakan sekarang saatnya bagi Senat dan warga AS untuk “menyembuhkan diri” setelah beberapa pekan penuh pertentangan. “Saya menutup mata dan berdoa-untuk mereka, untuk kami, dan untuk negara ini,” tandasnya.[fat]