Warga Curi Start Mudik, Mardani: Penanganan Pemerintah Amburadul
Indonesiaplus.id – Maraknya pos larangan mudik yang belum dibuka di sejumlah jalan arteri di perbatasan Jabodetabek, semakin menunjukkan penanganan kebijakan larangan mudik oleh pemerintah yang amburadul
“Sekali lagi pemerintah kembali menunjukkan penanganan amburadul terkait upaya memutus rantai penyebaran Covid-19,” tutur Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus anggota Komisi II DPR, Jumat (24/4/2020).
Kebijakan pelaranan mudik, kata Mardani, yang diambil pemerintah sudah amat terlambat. Pasalnya, tak lepas sudah banyak masyarakat mencuri start mudik dan berpotensi menyebarkan Covid-19 di kampung halaman.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat Heri Antasari melaporkan sekitar 350 ribu pemudik dini yang masuk ke Jabar sebelum kebijakan larangan mudik dikeluarkan Jokowi. “Sudah terjadi pergerakan dari zona merah ini sangatlah berbahaya,” ungkpanya.
Mardani menilai bahwa pemerintah wajib memperhatikan pembatasan transportasi umum dan pribadi agar penanganan larangan mudik dapat tercapai.
Indonesia yang berstatus sebagai negara kepulauan membuat tingginya mobilitas antarpulau yang berpotensi mempercepat penyebaran virus ke daerah lain.
“Data Badan Pusat Statistik pada 2018 ada sekitar 100 juta penumpang yg melakukan perjalanan via udara serta 20 juta orang lewat laut. Data seperti ini penting dijadikan landasan untuk membuat keputusan selanjutnya,” tandasnya.
Politisi PKS itu meminta agar Presiden Jokowi jangan selalu bergantung pada bawahan. Ia meminta Jokowi tegas kepada jajarannya yang memiliki kepentingan pribadi dan berani memutuskan apa yang sudah disepakati bersama.
“Saya kira harus menjadikan tantangan ini sebagai peluang Indonesia lebih unggul dan mandiri ke depan,” kata dia.
Di lapangan, pada hari pertama penerapan pelarangan mudik Jumat (24/4/2020), belum ada Pos Pengamanan Larangan Mudik di beberapa jalan arteri di perbatasan Jabodetabek. Seperti pos yang belum terbangun di kawasan Citayam, Jalan Raya Cipayung, hingga Jalan Pitara, Depok.
Juga, di Jalan Raya Citayam sekitar tugu perbatasan warga mondar-mandir menggunakan sepeda motor. Dari arah Kabupaten Bogor terpantau sejumlah truk pengangkut barang menuju arah Depok.[mus]