Syndicate: Ijtima Kukuhkan Ulama-Umara Kubu Prabowo-Sandiaga

Selasa, 18 September 2018
Indonesiaplus.id – Adanya dukungan dari Ijtima Ulama II terhadap Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengukuhkan branding ulama-umara pada pasangan tersebut.
Komposisi ulama-umara menjadi tren dalam Pemilihan Umum Presiden 2019. Sejak awal bakal calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo ingin mengangkat duet antara nasionalis dengan religius.
Digelarnya Ijtima Ulama yang merekomendasikan nama-nama ulama untuk mendampingi Prabowo. “Misinya seperti itu antara ulama umara. Kalau di Jokowi kan jelas, ada Ma’ruf Amin. Sementara prabowo dari awal ingin mengakomodasi dirinya dengan ulama. Ijtima Ulama,” ujar Pengamat politik Para Syndicate Ari Nurcahyo, Senin (17/9/2018).
Terjadinya dinamika politik tidak memungkinkan Prabowo mengusung ulama sebagai pasangannya. Sementara, kehadiran Sandiaga Uno dinilai tak mampu mengangkat branding ulama.
“Branding ulama umara ini ingin tetap diusung oleh pasangan prabowo-sandiaga. Ijtima Ulama II mengukuhkan posisi itu,” katanya.
Ari menilai bahwa tren ulama umara muncul bukan tanpa sebab. Menguatnya politik identitas dan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam menjadi salah satu alasannya.
Ulama umara merupakan representasi dari tokoh nasionalis dan religius yang bisa membawa bangsa lebih maju. “Untuk tetap mengakomodasi narasi besar ini, Ijtima Ulama menjadi penting. Memang terjadi tren politik di dalam negeri sedang mengarah ke sana,” tandasnya.
Kendatipun demikian, yang menjadi pekerjaan berat adalah menjaga keadaban publik agar tidak terjadi polarisasi di masyarakat. Pasalnya, elite politik sering kali terjerumus pada model politik identitas.
“Iya jadi jangan sampai kita terjerumus pada model eksploitasi politik identitas yang membuat pembelahan di masyarakat,” tandasnya.[Mus]