PR Reformasi Kemenkeu Belum Selesai, Pengamat: Harta Jumbo Rafael Alun Trisambodo Jadi Sorotan
Indonesiaplus.id – Ronny P. Sasmita, seorang Analis Senior di Lembaga Aksi Strategis dan Ekonomi Indonesia, menyatakan bahwa kekayaan mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) yang besar menjadi perhatian publik menunjukkan bahwa reformasi di Kementerian Keuangan masih belum selesai.
Perhatian publik tertuju pada Rafael Alun Trisambodo, mantan Kepala Bagian Umum Ditjen Pajak Kantor Wilayah Jakarta Selatan. Hal ini terkait dengan kasus dugaan penganiayaan oleh anak dari Mario Dandy Satriyo terhadap David Latumahina.
Kasus ini menarik perhatian publik karena gaya hidup mewah yang ditampilkan oleh Mario Dandy, seperti mengunggah foto mobil Jeep Rubicon di media sosial. Warganet mulai menelusuri kekayaan Rafael Alun Trisambodo.
“Saat ini adalah momen yang tepat bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan reformasi besar-besaran di Kementerian Keuangan terutama Ditjen Pajak, ” ujar Ronny di Jakarta, Ahad (26/2/2023).
Dalam waktu kurang dari dua tahun, Sri Mulyani dapat melakukan reformasi dengan menginvestigasi kekayaan mantan pejabat Ditjen Pajak yang besar menjadi sorotan publik.
Ronny juga menyoroti bahwa Sri Mulyani dan jajaran petinggi di Kementerian Keuangan harus mengenal dengan baik anak buah mereka. Menurutnya, masyarakat dapat curiga ketika pegawai Ditjen Pajak memperlihatkan gaya hidup yang mewah tetapi tidak dapat membuktikan asal usul kekayaan mereka. Kekayaan yang dilaporkan oleh pegawai Ditjen Pajak harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
Ronny menilai bahwa kasus Rafael Alun Trisambodo hanya sebagai “puncak gunung es”. “Diduga banyak pejabat Ditjen Pajak selain Rafael Alun Trisambodo yang memiliki kekayaan besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan reformasi,” ujarnya.
Sasmita berharap bahwa reformasi yang dilakukan Sri Mulyani dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Ditjen Pajak, membuat Ditjen Pajak lebih bersih, efektif dalam bekerja, dan meningkatkan tax ratio.[had]