POLITICS

PBB Dituduh Netral dan Golput, Yusril: Saya Nunggu Ijtima Ulama II

Sabtu, 18 Agustus 2018

Indonesiaplus.id – Partai Bulan Bintang (PBB) membantah akan netral dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun hingga kini PBB masih belum menentukan dukungannya.

“Saya tidak pernah bilang netral apalagi golput,” ujar Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dalam keterangan tertulis, kemarin.

Yusril menegaskan, sementara ini PBB menempatkan diri di tengah sebagai partai Islam, PBB tak ingin menentukan sikap sebelum ada intruksi dari para ulama.

PBB masih menunggu Ijtima’ GNPF Ulama II dan Munaslub atau Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang akan digelar dalam waktu dekat. “PBB adalah partai Islam. Karena itu, PBB tidak ingin mendahului keputusan para ulama,” katanya.

Direncanakan Ijtima Ulama II akan berlangsung pekan ini. Ijtima akan membahas ulang dukungan terhadap Prabowo karena nama-nama hasil Ijtima Ulama II sebelumnya tidak diakomodasi.
Rapat Pleno PBNU akan segera dilaksanakan untuk membahas status Ma’ruf Amin sebagai Rais Aam PBNU.

Bila Ijtima Ulama II dan Pleno PBNU sudah digelar, PBB akan segera menentukan arah politik partai itu pada Pemilu 2019 ini.

“Kita tidak akan bersikap netral, hanya menunggu sikap ulama. Kita harus sejalan dengan ulama karena kita partai islam yang harus dekat dengan ulama,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) Yusuf Martak mengatakan Ijtima GNPF Ulama II akan digelar usai Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah/2018 dan milad Front Pembela Islam (FPI).

“Usai lebaran (Idul Adha), jadi memang karena masih ada jadwal milad Front Pembela Islam (FPI),” katanya.

Ijtima kedua, kata Yusuf, nanti akan membahas mengenai capres Prabowo Subianto yang maju tanpa cawapres dari rekomendasi hasil Ijtima’ GNPF Ulama I. Terkait sikap peserta mengenai dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandiaga Salahudin Uno.

“Masih sekitar 60 persen yang dilaksanakan dari ijtima ulama I dan sisanya 40 persen disampaikan kembali pada ijtima kedua. Dari hasil ijtima kedua itulah memutuskan menerima atau menolak, menyetujui, mendukung, dan lain sebagainya,” pungkasnya.[Mus]

Related Articles

Back to top button