Rabu, 14 Februari 2018
Indonesiaplus.id – Di balik penyerangan tokoh agama yang terjadi di daerah Jawa Barat dan Yogyakarta beberapa waktu lalu diduga ada dalang di baliknya. Sebab kejadian tersebut memiliki pola dan tingkat masif yang hampir sama tapi motifnya tidak lepas dari politik.
“Bisa aja pengalihan isu atau kepentingan ekonomi sehingga negara luar melihat Indonesia tidak aman, padahal itu hanya satu dua orang,” tutur Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis di Kompleks Parlemen, Rabu (14/2/2018).
Simbol-simbol keagamaan harus menjadi tempat yang clear and clean, dan menjadi tempat manusia berlindung. Oleh karena itu dalam Undang-Undang internasioanl pun ketika terjadi peperangan, tempat ibadah tidak boleh dihancurkan. “Dalam arti, tempat ibadah itu menjadi lokasi terakhir orang berlindung,” katanya.
Ketika dikaitkan dengan suasana pilkada, politisi dapil Sumatra Utara II ini mengiyakan. Sehingga dia mengatakan, ini perlu dianalisa siapa dalangnya dan apa kepentingan politiknya. Aparat keamanan lebih ada akses untuk bertindak dan mencari tahu.
“Tapi, ini seperti lempar batu sembunyi tangan, rakyat biasa tidak bisa melakukannya,” ujarnya menyesalkan lambannya pihak kepolisian mengungkap kasus ini.
Anggota Komisi VIII DPR itu menghimbau ke masyarakat untuk tidak terpancing dengan adanya kegaduhan yang sengaja ditimbulkan sehingga akan ada saling perang di media sosial. Apabila tujuan di balik itu untuk menimbulkan keresahan, dia mengatakan, tidak perlu menanggapinya.
“Cukup diserahkan ke pihak Kepolisian. Masyarakat jangan terlalu sibuk membahas itu. Apalagi di media mainstream yang semakin senang menggoreng berita,” pungkasnya.[Mus]
