Selasa, 23 Juli 2019
Indonesiaplus.id – Pengungkapan kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK Novel baswedan memang dibuat rumit sejak awal.
“Keliatan sejak awal dibikin rumit prosedurnya. Jadi itu soalnya rakyat dibuat jengkel. Jadi tim buat tim, nanti timnya buat tim lagi. Itu kedunguan dalam upaya untuk membongkar konspirasi,” ujar Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, Rocky Gerung saat diskusi di Markas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (23/7/2019).
Pembentukan tim pencari fakta asal Polri menandakan adanya unsur-unsur selain kriminal di kasus Novel Baswedan. Sebab, jika kasus Novel hanya dilihat sebuah kasus sederhana, seharusnya polisi dapat menuntaskannya.
“Namun, jika biasanya polisi yang tangani, sehingga tim pencari fakta dibentuk karena variabel standart tidak mungkin dipakai untuk membongkar kasus. Makanya dibikin tim pencari fakta, mesti ada unsur lain selain polisi,” katanya.
Dari hasil dari kinerja tim pencari fakta kasus Novel Baswedan asal Polri membuahkan rekomendasi membentuk tim teknis. Tim teknis diminta dibentuk untuk menindaklanjuti hasil temuan tim pencari fakta.[sap]
