NATIONAL

Ratna Sarumpaet dan Luhut Cekcok Mulut di Toba, Apa Alasannya?

Senin, 2 Juli 2018

Indonesiaplus.id – Terjadi cekcok mulut antara aktivis Ratna Sarumpaet dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang secara bersamaan berada di pinggir Danau Toba.

“Aktivitas saya itu kan mengadvokasi. Di Kampung Akuarium kan begitu juga yang saya kerjakan. Di Aceh juga begitu,” kata Ratna, Senin (2/7/2018).

Saat dihubungi via telepon, Ratna sudah berada di bandara untuk meninggalkan Sumatera Utara. Dia mengaku sudah berada di Danau Toba sejak Minggu (1/7/2018) kemarin.

“Sejak kemarin saya ke Toba karena saya mendengar bahwa pencarian 164 korban KM Sinar Bangun akan dihentikan. Buat saya itu aneh, kenapa pencarian itu dihentikan,” katanya.

Dia hadir di lokasi untuk membantu keluarga korban KM Sinar Bangun yang tidak setuju pencarian dan evakuasi dihentikan.

Pemerintah menyatakan akan menghentikan pencarian pada Selasa (3/7/2018) besok. Hak-hak warga yang tak setuju dengan penghentian pencarian itu, kata dia, harus dibela.

“Rakyat lagi susah dan secara ekonomi miskin, secara pendidikan miskin, dan tidak bisa membela haknya,” ucapnya.

Karena gara-gara ini Ratna terlibat ribut dengan Luhut di Posko Pencarian KM Sinar Bangun, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi.

Menggunakan alat Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) telah diterjunkan ke kedalaman 450 meter di dasar Danau Toba. Alat ini berhasil memotret kondisi KM Sinar Bangun yang karam. Titik pencarian KM Sinar Bangun dan korbannya sudah ditemukan, tapi usaha evakuasi mayat malah dihentikan.

Kehadiran Ratna mengaku mendapat amanat dari 20-an perwakilan keluarga korban untuk memperjuangkan kelanjutan evakuasi mayat-mayat korban KM Sinar Bangun.

“Tadi pagi, perwakilan para keluarga korban mendatangi saya di penginapan, beberapa orang, mereka memohon untuk didampingi. Mereka mengaku bahwa kemarin mereka dikumpulkan, dikasih makan siang,” katanya.

“Saya tanya mereka kenapa setuju penghentian pencarian korban. Mereka mengaku, kesempatan bicara hanya diberikan ke beberapa orang yang kayaknya sudah diajak bicara sebelumnya,” pungkasnya.[Sap]

Related Articles

Back to top button