NATIONAL

Menunggu Hasil Ijtima Ulama Jilid II, GNPF: Mengokohkan Ganti Presiden

Minggu, 16 September 2018

Indonesiaplus.id – Hari ini Minggu (16/9/2018), Ijtima Ulama jilid II digelar oleh Gerakan Nasional Penagawal Fatwa (GNPF).

“Insya Allah Ijtima Ulama II akan dihadiri pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, Pak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno serta partai-partai yang mendukung. Perlu dicatat semangat pergantian presiden. Jadi jelas, jangan ada pertanyaan apakah nanti akan bergeser ke Jokowi-KH Ma’ruf Amin,” ujar Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak saat jumpa pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).

Ijtima II, kata Yusuf, hanya akan membahas sejauh mana peran ulama untuk memenangkan pasangan Prabowo – Sandi. Jika kedua pihak sudah setuju, maka akan diakhiri dengan penandatanganan pakta integritas yang akan ditandatangani oleh paslon Prabowo-Sandi.

Pakta integritas apa saja yang akan mengikat Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno di Ijtima Ulama II nanti. Ustad Dani Anwar, selaku sekretaris steering committee (SC) Ijtima Ulama II menegaskan bahwa perjanjian tersebut berisi 17 poin.

“Kami akan mendengarkan apa yang menjadi program dari Prabowo – Sandi dan apakah sejalan dengan keinginan ulama. Juga, kami meminta beliau menandatangani 17 poin yang ada di pakta integritas,” tandasnya.

Lebih jauh ditanya soal poin – poin tersebut? Yusuf Martak dan Dani Anwar tidak bersedia menjelaskan hal tersebut. “Intinya lihat saja nanti saat Ijtima Ulama II berlangsung,” ucap Dani Anwar.

Kendati demikian, Dani mengungkapkan bahwa ke 17 poin itu sudah disepakati antara GNPF Ulama dengan paslon Prabowo Sandi. “Jadi nanti saat pelaksanaan Ijtima, Pak Prabowo Sandi tinggal menandatangani saja,” ungkapnya.

Dalam menentukan pakta integritas, memang sempat berjalan alot antara GNPF dengan Prabowo. Pada 16 Agustus lalu, GNPF Ulama menemui Prabowo di kediamannya. Diterima pukul 8 malam.

“Saat itu kami sudah membawa 16 poin. Sempat terjadi pembahasan yang cukup alot walau akhirnya paslon setuju. Bahkan usai diskusi justru bertambah 1 poin menjadi 17 poin perjanjian,” katanya.

Yusuf Martak kembali berkomentar, Ijtima Ulama II peserta yang diundang lebih banyak dari ijtima ulama pertama. Jika Ijtima pertama ada 500 peserta, maka ijtima kedua akan mengundang 1.000 orang peserta.
“Semua peserta jumlahnya lebih besar, kalau tidak salah 1.000 orang dari berbagai daerah. Ijtima pertama hanya 500 orang peserta,” ungkapnya.

Yusuf menjelaskan, acara ini sengaja dibuat dikarenakan Prabowo tidak mengindahkan apa yang menjadi rekomendasi di awal Ijtima pada 27-29 Juli 2018 lalu.

Pada Ijtima Ulama I untuk Komisi Bidang Politik menghasilkan dua rekomendasi untuk pasangan capres-cawapres yang akan didukung oleh ulama di Pilpres 2019, yaitu pasangan pertama adalah Prabowo dengan Habib Salim Segaf Al Jufri, dan pasangan kedua adalah Prabowo dengan Ustaz Abdul Somad.

“Mengingat terjadi pasangan yang tidak terakomodir, sehingga lalu muncul nama Bapak Prabowo dan Sandiaga Salahudin Uno, maka kita melakukan ijtima ulama kedua,” pungkasnya.[Sap]

 

Related Articles

Back to top button