ICLA Gelar Konferensi Pemuda untuk Kemerdekaan Palestina

Sabtu, 14 April 2018
Indonesiaplus.id – Indonesian Consortium for Liberation of Al-Aqsa (ICLA) bekerja sama dengan pemerintah provinsi Lampung akan menyelenggarakan Konferensi Pemuda Muslim Internasional pertama untuk Palestina dan Al-Quds di Bandar Lampung.
“Beberapa organisasi kemanusiaan yang tergabung dalam ICLA untuk pembebasan Palestina dan Al-Quds yang akan berlangsung selama tiga hari (30 April-2 Mei) itu memiliki tema ‘Membangun Kerja sama Pemuda Muslim Internasional untuk membebaskan Palestina dan Masjid al Aqsa,” ujar Ketua Pelaksana ICLA, M Anshorullah di Jakarta, Sabtu (14/4/2018).
Selain menyatukan pemahaman, kata Anshorullah, pemuda Muslim terkait urgensi perjuangan pembebasan Palestina dan Masjid suci umat Islam yang kini sedang dijajah, konferensi bertujuan menggalang kesatuan dan persatuan pemuda dunia agar bisa mengambil langkah nyata yang terintegrasi secara akidah maupun strategis.
“Ada tiga tujuan diselenggarakannya konferensi tersebut, yakni mempererat silaturahim antar pemuda Muslim Internasional, merintis upaya pembebasan Palestina dan Masjid al-Aqsha secara terintegrasi antar aktivis dan organisasi kepemudaan Islam internasional, serta menyusun kesepahaman terhadap pembebasan al-Aqsha sebagai tujuan utama, ” katanya.
Ditanya mengapa mengumpulkan para pemuda, sebab, agama Islam sejak awal diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat menjunjung tinggi peran pemuda.
“Berbagai peperangan dalam sejarah umat Islam membuktikan pemuda bisa menjadi ujung tombak peperangan dan kemenangan yang menjadi salah satu kelebihan Muslim di masa lalu,” tandasnya.
Bahkan, Allah SWT memuliakan para pemuda beriman dalam sebuah keajaiban kisah Ashabul Kahfi yang ada di luar nalar manusia. Namun itu terjadi, karena para pemuda.
Sebagai masa keemasan, juga pemuda bisa menjadi cara “emas” untuk membebaskan Palestina dari penjajahan yang sudah berkarat ini, katanya.
“Termasuk peran pemuda Palestina baik di Gaza dan Tepi Barat selama ini juga selalu menjadi ancaman serius yang menakutkan bagi Zionis Israel maupun tentaranya. Sehingga, sampai-sampai Israel membuat peraturan yang membolehkan penangkapan remaja dan anak di bawah umur. Mereka harus diadili di pengadilan militer. Ini merupakan salah satu pelanggaran HAM terbesar yang pernah ada,” ucapnya.
Konferensi sendiri akan mengundang setidaknya 200 peserta pemuda baik individu maupun lembaga/organisasi dari 20 negara, utamanya negara yang mendukung kemerdekaan Palestina di PBB.
Selama di Indonesia, peserta tidak hanya akan fokus pada penyatuan tujuan dan visi misi pembebasan Palestina, namun juga peserta akan diajak untuk mengenali budaya persatuan dan toleransi dalam keberagaman kehidupan di Indonesia sejak negara ini berdiri.
Berbagai kunjungan resmi dan tidak resmi akan menjadi salah satu agenda selama kegiatan, mulai dari kunjungan ke cagar budaya di Lampung, sampai ke pondok pesantren internasional Al-Fatah Muhajirun Lampung yang dikenal sebagai “kampung tanpa rokok”-nya.
Juga, ICLA sendiri merupakan kumpulan lembaga dan organisasi kemanusiaan yang memfokuskan pekerjaannya pada perjuangan Palestina dan upaya untuk membebaskannya dari penjajahan Israel yang kini sudah memasuki abad ke-2.
Organisasi yang tergabung di dalamnya adalah Syubban Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Aqsa Working Group (AWG), Miraj News Agency (MINA), Silaturahim Network, Sekolah Tinggi Al Quran Abdullah bin Mas’ud (STQABM), Pondok Pesantren dan Madrasah Al Fatah, Ukhuwah Al Fatah Rescue (UAR), dan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), yang dikenal dengan proyek pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza beberapa tahun silam.
Dijadwalkan konferensi akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri Retno LP. Marsudi, dengan para pembicara dalam dan luar negeri terkemuka, seperti Gubernur Lampung, Dubes Palestina untuk RI Zuhair S M Al Shun.
Juga, Pembina Indonesian Consortium for Liberation of Al Aqsa (ICLA) Imam Yakhsyallah Mansur, Ketua Umum Pemuda PP Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Direktur Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia DR Abdul Muta’alli.
Kasubdit I Direktorat Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Nanda Avalist, Senior Lecturer Universitas Kebangsaan Malaysia DR Abdul Malik, Quds Foundation Malaysia DR Shareef Abu Shamalah, Mufti Lebanon DR Amin Kurdi, Imam Masjid Al Aqsa Syaikh Mustafa Mohammad Abdel Rahman Tawil, Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dan aktivis Mavi Marmara Nur Ikhwan Abadi dan lainnya.[Sap]