NATIONAL

Dampak Pandemi Covid-19: Dari Psikologis Hingga Pembelajaran Daring Bagi Anak Usia Dini*

Indonesiaplus.id – Memasuki Februari 2020, dunia dihebohkan dengan munculnya virus yang konon berasal dari salah satu kota di China, Wuhan.

Badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan, bahwa virus corona jenis baru akibat mutasi dari Novel Coronavirus dan dikenal dunia sebagai Covid-19, sekaligus menjadi pandemi global.

Nama Covid-19 pun menjadi sangat dikenal oleh warga dunia. Berbagai strategi dan upaya disiapkan pemerintah agar tidak masuk ke Tanah Air.

Begitu cepat sekali. Akhirnya Covid-19 masuk ke Indonesia sekaligus menjadi momok sangat menakutkan bagi semua orang. Padahal, awalnya sebagian penggede negara yakin sekali Covid-19 tidak akan masuk ke Tanah Air.

Fakta di lapangan sebaliknya. Usai pertama kali kasus Covid-19 ditemukan di Depok, Jawa Barat. Kasus lainnya dengan cepat muncul hingga menimbulkan korban tewas dan rumah sakit pun tak mampu menampung.

Menurut ahli medis, Covid-19 sangat rentan bagi orang berumur di atas 40 tahun. Terlebih, jika pasien memiliki riwayat penyakit bawaan, seperti gangguan pernafasan, jantung, hati, imun tidak baik, hingga wanita yang tengah hamil.

Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan lagi Covid-19 bisa menempel di benda mati, kendati beberapa jam saja namun tetap bisa memaparkan. Ciri awal orang terpapar Covid-19, yaitu merasakan demam, batuk kering ringan, flu, serta sesak nafas.

Memang, ada sebagian orang yang terpapar Covid-19 tidak merasakan gejala apapun yang menunjukan imun tubuhnya fit. Hal itu membuat orang sekitar tetap dengan cepat bisa terpapar Covid-19 karena imunnya tidak fit.

Pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap semua lini kehidupan manusia, tidak hanya kesehatan melainkan juga sektor pendidikan. Di lingkup pendidikan, ada lembaga, guru, karyawan, murid dan walimurid yang saling berkaitan.

Pemerintah pun tidak abai, demi menjaga aset generasi Indonesia sebagai penerus bangsa. Maka, kebijakan pun diluncurkan berupa pembelajaran dilakukan secara daring menggantikan luring, di antaranya Belajar Dari Rumah (BDR) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Kebijakan pembelajaran secara daring tersebut, berlaku untuk di semua jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi (PT) yang sudah berjalan selama setahun lebih.

Salah satu dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan secara psikologis, terlebih bagi anak usia dini yang terampas masa bermain mereka yang seharusnya terstimulasi bersekolah dan berkegiatan sambil bermain. Tapi, tiba-tiba segalanya “musnah seketika’ dan harus berkegiatan di rumah.

Dampak Psikologis dirasakan oleh anak usia dini, tidak hanya kehilangan masa bermain. Bahkan, anak-anak kurang tumbuh dan berkembang dan sulit mengenal teman seusianya, juga anak-anak menjadi korban kekerasan verbal dari orangtua yang telah lelah dengan situasi pandemi.

Juga, ada situasi anak dimana dia menjadi korban salah pengasuhan, karena dibiarkan memegang gawai tanpa kendali, adanya gangguan emosi yang tak terluapkan dan tak terkendali karena kurang bermain dan bersosialisasi.

Itulah sepotong catatan kecil dari Guru Taman Kanak-kanak yang sudah sangat rindu dengan suara celoteh dan riuh-rendahnya canda anak-anak setiap pagi.

Semoga pandemik Covid-19 ini segera berlalu dan kehidupan kembali seperti sedia kala. Aamiin Yaa Robbal alamiin.

Ifat Latifah: Kepada Sekolah TKIT Al-Hikmah, tinggal di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten.

[yus]

Related Articles

Back to top button