NATIONAL

BNPB Laporkan Aktivitas Sejumlah Gunung Terus Meningkat

Senin, 14 Januari 2019

Indonesiaplus.id – Pasca meletusnya Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara. Selain Gunung Ibu dan Gunung Anak Krakatau, aktivitas vulkanis sejumlah gunung di beberapa wilayah Indonesia pun meningkat.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Gunung Ibu meletus, Sabtu (12/1/2019). Gunung Merapi  di Jawa Tengah juga terus mengeluarkan lava pijar hingga Ahad (13/1/2019) dini hari.

Laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa letusan Gunung Ibu terjadi pukul 17.12 Waktu Indonesia Timur (WIT).

Materi yang dilontarkan mencapai ketinggian 800 meter dari puncak kawah. Kolom abu vulkanis mengarah ke selatan.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui siaran pers status gunung setinggi 1.325 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih tetap level II (Waspada).

“Masyarakat belum perlu mengungsi karena berada di luar zona berbahaya. Masyarakat telah memahami letusan ini dan tidak panik, sebab hampir setiap hari terjadi letusan,” kata Sutopo.

Tiga bulan terakhir, gunung stratovolcano dengan lebar kawah 1 km dan kedalaman 400 m tersebut  hampir tiap hari meletus. Bahkan, terjadi 80 kali letusan, 18 guguran, dan 64 embusan.

“Namanya gunung api aktif, meski status Waspada, dapat meletus setiap saat. Yang penting masyarakat berada di zona aman,” ungkapnya.

Dari Kondisi tersebut, BNPB merekomendasikan masyarakat dan pendaki tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 km. Perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.

Berada dalam status tetap Waspada. Masyarakat dan pendaki diimbau tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian Utara dari kawah aktif.

Gunung Anak Krakatau terus menunjukkan adanya penurunan jumlah letusan per harinya. Pada Sabtu pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, terjadi empat kali letusan. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 hingga 100 meter dari puncak kawah.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas gunung api. Masyarakat  diminta selalu menaati rekomendasi PVMBG sebagai lembaga resmi yang berwenang memantau dan memberikan  peringatan dini terkait aktivitas gunung api di Indonesia.

Sabtu dini hari, Gunung Merapi dua kali meluncurkan lava pijar. Aktivitas gunung ini perlahan meningkat sejak tahun ini.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, menyebutkan, guguran lava pijar pertama terjadi pukul 01.45 WIB selama 122 detik dengan jarak luncur hingga 1,7 kilometer ke arah hulu Kali Gendol.

Guguran lava pijar kedua terjadi pukul pukul 02.31 WIB selama 52 detik dengan jarak luncur 900 meter ke arah ke hulu Kali Gendol.

BPPTKG juga mencatat 11 kali gempa guguran dengan amplitudo 2 sampai 65 mm, 2 kali gempa hembusan  dengan amplitudo 2-5,5 mm, dan 3 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3 mm. Gunung Merapi tertutup  asap putih terlihat dari wilayah Balerante, Kemalang, Klaten.

Analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang dirilis BPPTKG per 11 Januari 2019, volume kubah lava mencapai 439.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan mencapai 3.400 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.

Saat ini, kondisi kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah dengan rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.[sap]

Related Articles

Back to top button