BMKG: Terjadi 11 Kali Gempa Beruntun di Selat Sunda
Kamis, 10 Januari 2019
Indonesiaplus.id – Sore tadi gempa beruntun terjadi di Selat Sunda, sore tadi dan tercatat ada 11 kali gempa dalam kurun waktu 96 menit.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menyatakan, gempa pertama terdeteksi pukul 16.59 WIB dengan kekuatan 3,1 Skala Richter (SR).
Gempa susulan terjadi dengan kekuatan magnitudo bervariasi, antara lain 3,0 SR, 3,1 SR, 3,3 SR, 3,3 SR, 3,9 SR, 4,1 SR, 3,5 SR, 4,0 SR, 2,8 SR, dan 2,8 SR. “Masing-masing memiliki kedalaman hiposenter 1 kilometer,” ujar Rahmat di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Titik pusat aktivitas gempa berada di radius 36,5 kilometer dari Gunung Anak Krakatau (GAK). Pihaknya memastikan 11 gempa beruntun itu tidak menimbulkan potensi tsunami. Keyakinan itu mengacu hasil monitoring BMKG melalui Tide Gauge milik Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Water Level milik BMKG.
“Hingga pukul 18.35 WIB aktivitas gempa tersebut tidak menyebabkan peningkatan ketinggian muka air laut (tsunami) di sepanjang pantai Selat Sunda,” katanya.
Hingga aktivitas gempa terdeteksi di tujuh stasiun seismik milik BMKG, yakni di Tangerang, Serang, Cigeulis, Muara Dua, Bandar Lampung, Sukabumi, dan Liwa. Sementara itu, aktivitas gempa di Gunung Anak Krakatau masih terus dideteksi.
“Sejak terjadi tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 hingga hari ini, Kamis 10 Januari 2019, hasil monitoring BMKG telah berhasil menentukan paramater 28 aktivitas kegempaan di Gunung Anak Krakatau,” ungkapnya.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang. Selain itu, masyarakat juga diminta tidak mudah percaya dan terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.[sap]