BMKG: Prediksi Pada April Jadi Awal Kemarau 2019
Jumat, 8 Maret 2019
Indonesiaplus.id – Awal kemarau 2019 dimulai April mendatang. Lalu, puncak kemarau diperkirakan terjadi pada Agustus hingga September 2019.
“Wilayah Indonesia miliki 342 zona musim (ZOM), awal musim kemarau 2019 diprediksi mulai masuk pada April 2019 di sebagian wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan Jawa sebanyak 79 ZOM (23,1 persen),” ujar Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Akhmad Taufan Maulana, Jumat (8/3/2019).
Wilayah-wilayah yang diprediksi awal musim kemarau pada Mei 2019 sebanyak 99 ZOM (28,9 persen). Meliputi sebagian Bali, Jawa, Sumatera dan sebagian Sulawesi. Kemudian sebanyak 96 ZOM (28,1 persen) akan masuk awal musim kemarau di bulan Juni 2019 di Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Dibandingkan terhadap rerata klimatologisnya yaitu periode 1981-2010, ia menambahkan, awal musim kemarau 2019 di Indonesia umumnya sama dengan rata-ratanya 127 ZOM (37,1 persen). Mundur sebanyak 128 ZOM (37,4 persen), dan maju sebanyak 97 ZOM (25,5 persen).
Juga, BMKG meminta perlu diwaspadai wilayah-wilayah yang awal musim kemaraunya terlebih dahulu. Yaitu di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur bagian Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat bagian tengah dan Selatan, sebagian Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, dan Riau Serta Kalimantan Timur dan Selatan.
Prediksi sifat hujan selama periode musim kemarau 2019 diprakirakan normal atau sama dengan rata-ratanya sebanyak 214 ZOM (62,6 persen), kemudian 82 ZOM (24 persen) akan Bawah Normal (lebih rendah dari rata-ratanya) dan 46 ZOM (13,4 persen) akan mengalami sifat hujan atas normal (lebih tinggi dari rata-ratanya).
Pihaknya meminta perlu diwaspadai wilayah yang periode kemaraunya akan lebih kering dari normalnya seperti di wilayah NTT, NTB, Bali, Jawa bagian Selatan dan Utara, Sebagian Sumatra, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Merauke.”Puncak musim kemarau 2019, BMKG diprediksi terjadi pada Agustus-September 2019,” katanya.
Selain itu, pihaknya meminta perlu diwaspadai wilayah yang rentan terhadap bencana yang ditimbulkan oleh curah hujan yang rendah yaitu kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan penyediaan air bersih.[sap]