HUMANITIES

Warga Eks Lokalisasi dan Eks Penderita Kusta Terima Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial

Indonesiaplus.id – Pasca resmi ditutup pada 29 Mei 2016, eks lokalisasi Balong Cangkring, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto terlihat sepi dan tidak lagi ramai dikunjungi lelaki pencari kesenangan sesaat.

Sebagian besar penghuni wisma di kawasan ini sudah kembali ke kampung halamannya masing-masing, sehingga hanya menyisakan warga lokal yang kehilangan mata pencarian. Sebab, banyak diantara mereka mengais rejeki sebagai mengemis atau menarik becak.

Yayasan Mojopahit membina di kawasan Balong Cangkring terhadap warga tuna sosial yang merupakan eks lokalisasi. Namun mirisnya, banyak anak-anak yang putus sekolah serta memilih hidup di jalan.

Menteri Sosial, Tri Rismaharini bergerak cepat dan termasuk yang sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Padahal, usai beberapa hari dilantik langsung menyambangi beberapa wilayah di Jawa Timur untuk menyalurkan bantuan bagi warga rentan di eks lokalisasi Balong Cangkring dan warga eks Kusta di Sumber Glagah Kabupaten Mojokerto, Sabtu (2/1/2021).

Risma mengaku trenyuh dengan nasib anak-anak yang mayoritas tidak sekolah di eks lokalisasi tersebut. Ia bahkan memberikan nasehat khas seorang ibu kepada anak-anaknya.

“Masalah selalu ada, tapi mari kita hadapi bersama, nak. Ibu akan bantu, tidak mudah tapi tak ada yang sulit bila sungguh-sungguh kita lakukan. Mari buktikan alian semuanya anak-anak yang bisa dibanggakan orang tua dan lingkungan. Tak usah malu anak siapa. Karena Tuhan tak pernah lihat siapa kalian, yang dilihat perjuangan kalian. Jangan lari,” ujar Risma di hadapan anak-anak binaan Yayasan Majapahit ini.

Bledhek, salah seorang anak jalanan yang telah sukses. Tiga tahun lalu, Bledhek dengan seluruh badannya dipenuhi tato ini memenuhi ajakan Risma untuk bertaubat dan melanjutkan sekolah.

“Bledhek bersungguh-sungguh merubah hidup dan melanjutkan sekolah dan meraih prestasi di bidang beladiri. Sekarang Bledhek kuliah semester 4 di Unisa. Dulu, bisa dibilang Bledhek nakal banget, semua kenakalan sudah perbuat seperti nyopet dan lainnya,” ungkap Risma didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat.

Berbicara melalui sambungan telepon Bledhek mengaku hidupnya kini lebih terarah. Ia kini menekuni olahraga beladiri mulai dari wushu sampai silat. Selain itu, Bledhek terpilih menjadi salah satu anggota Paskibra dan mengibarkan bendera saat Upacara Hari Kemerdekaan di Pemkot Surabaya.

“Tuhan Maha Mendengar, kalau sungguh-sungguh ingin berubah pasti ada jalannya. Berat tapi bukan tak bisa. Ibu pesan jangan coba-coba lari ke narkoba ya, nanti kalian akan menyesal,” tegas Risma.

Di tempat tersebut, Mensos Risma blusukan mendatangi tempat tinggal lansia, tukang becak, pengemis dan anak jalanan. Mayoritas tidak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka menghuni rumah dari Yayasan Mojopahit.

“Saya mencoba memetakan yang bisa dilakukan bagi masyarakat, jadi apa saja yang mereka butuhkan untuk kesejahteraannya. Setelah itu akan dicarikan solusinya,” terang Risma.

Setiap daerah, kata Risma, memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan tentunya penanganan yang berbeda pula. Hasil dari blusukan akan dijadikan acuan penyaluran bantuan dari anggaran Kemensos.

“Harapan kami mereka bisa kita dampingi secara sistematis, sehingga masalah seperti ini bisa diselesaikan, termasuk akan kita berikan pendampingan,” ungkap Risma.

Kondisi bangunan Yayasan Mojopahit memprihatinkan banyak yang sudah rusak dan tidak layak huni. Risma melakukan komunikasi bersama pihak terkait mencari solusi lantaran bangunan-bangunan itu bukan milik perorangan namun dari Yayasan Mojopahit.

“Kami berkomunikasi dengan pihak yayasan karena lahan bukan milik perorangan, tetapi milik yayasan,” tuturnya.

Eks Penderita Kusta Bakal Diberikan Keterampilan Mensos Risma melanjutkan kunjungannya ke Dusun Sumber Glagah desa Tanjung Kenongo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Dusun ini ditempati oleh eks penderita kusta dari berbagai daerah usai berobat di Rumah Sakit Kusta Sumber Glagah.

Mensos yang juga mantan Walikota Surabaya menyambangi Dusun Sumber Glagah lantaran semakin banyaknya eks penderita yang menetap di daerah tersebut. Bahkan hingga mereka beranak pinak tinggal di dusun tersebut.

“Kalau bapak dan ibu sudah sembuh, lebih baik mandiri dan keluar dari sini sehingga tidak terbebani. Di dusun ini untuk yang sakit, sebagai shelter usai berobat di rumah sakit. Kalau yang sakit tinggal di luar kankhawatirnya masyarakat tak menerima, disini kan komunitas jadi bisa saling memahami,” beber Risma saat menyapa warga setempat.

Tercatat sejak 1982, dusun ini dihuni oleh eks kusta yang merupakan program dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) eks Kusta dipindahkan dari Surabaya.

Lalu, pada 1987 bertambah lagi 25 KK rujukan dari Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto dan kini menjadi 199 KK dan sebanyak kurang lebih 25% dari jumlah tersebut yang masih menderita kusta.

Warga eks kusta ini menghuni areal lahan seluas kurang lebih 8 hektar. Di tempat tersebut dibangun Rumah Sakit Kusta yang kini telah berubah menjadi Rumah Sakit Umum tipe C.

Semua warga didata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kemensos agar mendapat bantuan dari berbagai program di Kemensos.

Belum semua warga menerima Kartu Indonesia Sehat (KIS), sehingga pelayanan kesehatan yang harusnya dilakukan secara rutin terkendala atau harus dibayarkan secara mandiri.

Selain itu, Kemensos mendata kebutuhan alat bantu seperti kaki palsu dan kursi roda yang dibutuhkan bagi penderita kusta. Hal ini langsung ditangani saat ada warga yang mengeluhkan ukuran kaki palsunya sudah tak cukup lagi.

Setiap KK, 1 tahun sekali mendapat bantuan Sembako berupa Beras 25 kg, Gula 2 kg, Minyak Goreng 2 liter, teh, sarden dan sebagainya dari Dinas Sosial.

Mereka masih belum terbebas dari stigma. Hal ini menyebabkan mereka sulit berinteraksi dengan masyarakat luas. Juga, mengharapkan adanya program pemberdayaan berupa pelatihan keterampilan yang tidak bersentuhan dengan permakanan, misalnya perbengkelan, pertukangan dan sebagainya.

Ke depan, Risma berencana membukakan usaha bagi warga eks penderita kusta. Usaha tersebut seperti ternak ayam dan ikan lele. Di dua lokasi disambangi, Risma memberikan bantuan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa Alat Pelindung Diri terdiri dari suplemen, madu, hand sanitizer, masker hingga sabun cair.

Juga, ada antuan sembako berupa beras, mie instan dan sarden, alat peraga edukasi, penambah nutrisi anak seperti susu, sereal, vitamin, madu dan biskuit, bantuan usaha kemandirian hingga pembentukan shelter workshop peduli.

Paket bantuan ini adalah kolaborasi dari Direktorat Teknis dan UPT di bawah Ditjen Rehsos, yaitu Direktorat Rehsos Korban Penyalahgunaan Napza, Direktorat Rehsos Lanjut Usia, Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi, Balai Karya “Mulya Jaya” Jakarta, Balai Disabilitas “Margo Laras” Pati, Balai Besar Disabilitas “Kartini” Temanggung, Balai Residen “Satria” Baturraden dan Balai Anak “Antasena” Magelang.[ama]

Related Articles

Back to top button