Terima Tim Peneliti Jepang, Poltekesos: Tingkatkan Perawatan Lansia Melalui Komunitas Multikultural

Indonesiaplus.id – Di tengah dinamika masyarakat yang terus berkembang, perhatian terhadap lanjut usia (lansia) menjadi sangat penting baik dari segi fungsi maupun kesejahteraan sosial mereka.
Belajar dari negara lain termasuk Jepang yang telah mengambil langkah serius memperhatikan populasi lansia melalui implementasi berbagai kebijakan dan program pemerintah yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan mereka.
Perhatian Jepang terhadap lansia dan kerja sama dengan Indonesia dalam mengintegrasikan pekerja sosial sebagai bagian dari tim perawatan, disertai pembangunan kurikulum yang sesuai untuk mengatasi tantangan dalam bidang ini.
Kendatipun kaya dengan budaya dan tradisi, Jepang mengambil tindakan progresif dalam merespons kebutuhan lansia. Pada abad ke-20, terjadi pergeseran dari pola rumah tangga tiga generasi menjadi model keluarga inti.
Nilai-nilai tradisional yang menekankan pentingnya lansia tinggal bersama keluarga masih terjaga. Proporsi lansia yang tinggal bersama anak menurun dari 77% pada tahun 1970 menjadi 65% pada tahun 1985.
Perubahan tersebut tercermin dalam peningkatan jumlah lansia tinggal di rumah atau panti jompo, meningkat dari sekitar 75.000 orang pada 1970 menjadi lebih dari 216.000 orang pada 1987. Pemerintah Jepang mengambil tanggung jawab besar dalam menjaga kesehatan lansia.
Namun, perawatan lansia membutuhkan perhatian khusus, seperti perawatan di tempat tidur atau bagi mereka yang mengalami gangguan mental, masih banyak dilakukan oleh anggota keluarga, terutama menantu perempuan.
Untuk meningkatkan kesejahteraan lansia, Pemerintah Jepang mengambil langkah konkret. Salah satunya dengan mengirimkan empat peneliti terkemuka untuk mengevaluasi program perawatan lansia di Indonesia. Tim ini terdiri dari para akademisi terkemuka seperti Prof. Junko Wake dari Tokyo Metropolitan University, Prof. Mie Ohwa dari Kwansei Gakuin University, Prof. Viktor VirĂ¡g dari Japan College of Social Work, dan Kana Matsuo, Peneliti Ahli dari Shukutoku University.
Rombongan para peneliti berdiskusi dengan Direktur Poltekesos Bandung, Tim Biro Perencanaan Kementerian Sosial RI, serta berbagai pihak yang terlibat dalam bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan lansia.
Kementerian Sosial diwakili oleh Pusdiklatbangprof bersama Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, dengan sigap menggelar pertemuan. Kepala Pusdiklatbangprof memberikan kesempatan kepada para peneliti membahas empat pertanyaan kunci yang diajukan oleh Tim Peneliti dari Japan College of Social Work:
Pertama, apakah ada peluang kolaborasi dalam perspektif kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial untuk mengintegrasikan migran pekerja dari Indonesia ke Jepang sebagai petugas perawatan, dengan tujuan membangun komunitas multikultural?
Kedua, apa kebutuhan pendidikan dan dukungan yang diperlukan dalam bidang ini? Apakah penelitian dan studi lanjutan di Jepang dan Indonesia perlu dilakukan untuk tujuan ini?
Ketiga, perlukah pemahaman mendalam tentang kondisi ekonomi, mental, dan kualitas hidup pekerja migran, serta pertimbangan pengembangan karir masa depan mereka di kedua negara?
Keempat, apakah ada masalah dalam kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial yang perlu ditangani bersama oleh para peneliti dan pemangku kepentingan di kedua negara?
“Menjadi penting sertifikasi bagi lulusan Poltekesos agar mampu menjadi ahli dalam merawat lansia. Lulusan Poltekesos Bandung diharapkan memahami dengan baik budaya dan kebiasaan masyarakat Jepang, sehingga mampu menjalani proses magang dengan sukses di masa depan, ” ungkap Kepala Pusdiklatbangprof, Afrizon.
Diskusi melibatkan dosen praktisi dengan keahlian dalam perawatan lansia. Dalam diskusi membahas kurikulum khusus yang dirancang memenuhi kebutuhan pasar dunia kerja, terutama dalam pengembangan keterampilan merawat lansia.
Adapun keseluruhan rangkaian diskusi dan pertemuan ini mencerminkan komitmen yang kuat dari kedua negara dalam upaya meningkatkan kesejahteraan lansia serta menciptakan komunitas multikultural yang inklusif.[ama]