HUMANITIES

Mensos Juliari Instruksikan KAT Suku Anak Dalam Terima Bantuan Sosial Tunai

Indonesiaplus.id – Secercah harapan bagi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) Suku Anak Dalam di Jambi dengan mendapatkan Penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST).

Di era kenormalan baru, Kementerian Sosial (Kemensos) hadir untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

SAD secara kesukuan adalah kelompok-kelompok kecil masyarakat yang tinggal di pedalaman hutan dan hidup tergantung pada sumberdaya hutan. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang Tumenggung.

Mereka menetap sementara dalam rumah sederhana yang disebut sudung. Perpindahan menetap (melangun) yang mereka lakukan jika lingkungan tinggal dianggap sial karena ada kematian atau kedukaan lainnya, atau tidak menjamin kebutuhan pangan mereka.

Arahan Menteri Sosial Juliari P Batubara, bahwa penyaluran BST menyasar masyarakat di daerah Terpencil, Terdepan dan Terluar (3T) agar dilakukan 3 tahap sekaligus. Juga, kepada mereka agar dipermudah.

“Mereka itu saudara-saudara kita yang sering dilupakan, maka lakukan terobosan dan inovasi secara terukur dan akuntabel. Jangan sampai mereka tidak dapat bantuan karena persoalan administratif, ” ujar Juliari.

Keberadaan SAD sulit dijangkau dan terbatas terhadap akses pelayanan sosial dasar menjadi pertimbangan Mensos sehingga BST diberikan kepada mereka 3 tahap sekaligus, yakni 1,8 juta per KPM.

Jumlah tersebut merupakan akumulasi bantuan selama 3 bulan penyaluran yaitu April, Mei dan Juni, dengan besaran 600 ribu perbulan.

Dirjen Pemberdayaan Sosial, Edi Suharto menyampaikan, data penerima BST SAD terdampak pandemi Covid-19 tersebut atas usulan KKI-Warsi Jambi yang telah mendapat rekomendasi dari Dinas Sosial Dukcapil Prov Jambi.
Data KKI-Warsi sudah cukup lengkap By Name By Adreas (BNBA) sebanyak 1.373 KK yang tersebar pada 6 kabupaten di provinsi Jambi.

“Saya lihat datanya lengkap maka sekalian saja diusulkan ke Pusdatin dan Ditjen PFM agar mereka mendapat BST. Juga, saya melihat peluang kebijakan Menteri Sosial ini sangat baik dan layak jika SAD mendapatkannya, ” ujar Edi.

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial sudah menyurat kepada Dirjen Adminduk Kemendagri agar dibantu memfasilitasi KAT untuk mendapatkan hak-hak sipilnya, sehingga tahap pemberian bantuan berikutnya sudah memenuhi syarat-syarat administratif.

Dirjen PFM Asep Sasa Purnama menyampaikan, untuk mendapat BST pada mulanya terkendala karena warga SAD tidak memiliki NIK dan atau tidak tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Namun dengan kebijakan Mensos agar penerima bansos tidak dipersulit, maka Ditjen PFM dan Pusdatin menggunakan ID sementara, sambil NIK dan KTP berproses pada dinas terkait.

Kepala Dinas Sosial Dukcapil Aries Munandar menyatakan, mereka sudah mendata 1.800 warga SAD yang belum punya NIK. Bagi yang belum punya NIK tetapi mendapat bantuan, moment inilah yang digunakan dan diatur waktunya untuk merekam pembuatan KTP.

Kebijakan itu tindak lanjut surat Direktur Pemberdayaan KAT kepada 6 dinas sosial di Provinsi Jambi untuk melakukan perekaman data penduduk bagi suku anak dalam yang akan mendapat BST dan menginput data tersebut melalui SIKS-NG.

Dengan adanya NIK, warga SAD dapat mengakses berbagai program perlindungan sosial dan program-program lainnya. Dari 1.373 KK SAD yang diajukan, tercatat sejumlah 1.135 KPM penerima BST yang tersebar di 32 kelurahan/desa.

Penyaluran dilakukan bekerjasama dengan PT Pos Indonesia dan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warung Informasi Konservasi (Warsi). Salah satu tempat pendistribusian BST adalah Kantor Pos Cab. Sarolangun.

Sementara itu, Kepala Kantor Pos Cabang Sarolangun Doddy Lasmana menyampaikan bahwa teknis pembayaran dilakukan melalui pendamping yang mengkoordinir KPM.

“SAD ada yang lengkap datanya juga ada yang tidak. Berdasarkan kesepakatan, kalau tidak ada KK atau KTP, sepanjang diakui oleh pendamping, tetap akan kami berikan. Lalu kami foto dan dikirim ke Pusat,” katanya.

Kondisi warga SAD semakin sulit semenjak pandemi Corona. Menurut salah satu Tumenggung Desa Tanjung, Sargawi, pekerjaan mereka sehari-hari berburu dan mencari barang bekas.

Namun, bantuan dari Kemensos sangat berarti bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. “Kami berterima kasih sama pemerintah, yang ngasih bantuan selama corona ini, ” tandasnya.

Bagi Gunawan, warga SAD, Desa Tanjung, merasa terbantu sekali dengan bantuan pemerintah ini untuk menyambung hidup beberapa bulan ke depan. “Kami sebagai masyarakat Suku Anak Dalam merasa berterimakasih kepada Kementerian Sosial”, katanya.

Rasa terima kasih juga disampaikan oleh Ngelembo, Menti (setingkat sekretaris) SAD Komunitas Pauh. Ia menyampaikan terima kasih atas bantuan dari Kementerian Sosial.

“Sejak corona kami jadi takut. Lari ke dalam, lari ke rimba. Dapat buruan dan motong karet mau jual juga sulit. Tapi apalah daya tidaklah mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kami belum kena corona, tapi dampaknya kena ke kami. Terima kasih untuk bapak Menteri Sosial sudah perhatikan Suku Anak Dalam, ” pungkasnya.[mor]

Related Articles

Back to top button