HUMANITIES

Menanamkan Empat Hikmah Kepribadian Haji dan Kurban

Indonesiaplus.id – Haji adalah orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan Mudlahi adalah orang yang melaksanakan ibadah kurban. Lalu, mengapa perlu mengetahui kepribadian haji dan mudlahi?

Banyak orang beragama, tapi hanya menjalankan rutinitas ibadah tanpa mengetahui hikmah di dalamnya. Jika dipelajari tidak ada satu aturan dalam Islam sia-sia, baik perintah maupun larangan pasti terdapat nilai positif bagi manusia.
Terdapat empat hikmah kepribadian bagi seseorang yang menjalankan ibadah haji dan kurban.

Pertama, kepribadian tauhid ibadah haji dan kurban sama-sama memenuhi panggilan Allah SWT ibadah yang penuh kepatuhan dan ketundukan terhadap Sang Khaliq.

Hal ini tercermin dalam lafal talbiyah yang lazim dikumandangkan, “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh segala puji nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Kedua, kepribadian mujahid (pejuang). Ibadah haji maupun kurban merupakan ibadah yang membutuhkan kesungguhan dalam menjalankannya. Keduanya diperlukan biaya yang tidak sedikit. Bukan hanya materi, ibadah haji dilaksanakan penuh perjuangan baik secara fisik maupun psikis: meninggalkan keluarga, tanah air, jabatan, status, mengekang hawa nafsu dan sebagainya.

Binatang yang disembelih biasanya dipilihkan binatang terbaik. Setelah disembelih harus dikuliti, dibersihkan, dipotong-potong dan membagikannya kepada yang berhak. Hal ini tidak mungkin bisa terlaksana manakala tidak didasari tekat yang kuat dan penuh perjuangan.

Ketiga, kepribadian syakirin atau -orang-orang bersyukur. Islam tidak mengenal paksaan dalam beribadah misalnnya dalam shalat, jika tidak bisa berdiri diperbolehkan dengan cara duduk. Jika tidak bisa duduk diperbolehkan berbaring, dan seterusnya hingga shalat dengan isyarat. Sama halnya perintah ibadah haji, kewajiban menjalankannya adalah bagi orang Islam yang mampu.

Untuk bisa mendapatkan binatang kurban membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Terlebih di zaman sekarang ini. Tidak ada alasan tidak bersyukur, Allah telah menganugerahkan nikmatnya melimpah ruah, bahkan tidak akan mungkin dapat menghitungnya.

Keempat, kepribadian ijtima’i atau sosial. Ibadah haji dilaksanakan bersama oleh seluruh umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Kehadiran mereka menjadikannya saling mengenal, mengasihi, dan menyayangi. Tidak ada lagi perbedaan, baik bangsa, etnis, ras, maupun bahasa, apalagi sosial dan ekonomi.

*Dadang Darmawan, Ketua DPD PKS Kota Tangerang Selatan, Banten

Related Articles

Back to top button