HUMANITIES

Lakon Utama Dorong Fungsi Sosial Penyandang Disabilitas Mental

Indonesiaplus.id – Komunitas Penyandang Disabilitas Mental (PDM) bagian dari program Layanan Komunitas Mandiri Untuk Kesehatan Mental (Lakon Utama) dibentuk oleh Kementerian Sosial RI melalui UPT Balai Mental “Dharma Guna” di Bengkulu.

Komunitas di Kabupaten Bengkulu Selatan itu dibentuk sebagai wadah bagi PDM bersosialisasi, mendapatkan berbagai pelayanan terapi mulai dari terapi medis, fisik, mental spiritual, penghidupan dan psikososial.

Pembentukan komunitas tersebut dengan merangkul pemangku kepentingan setempat. Lakon Utama mulai berjalan sejak 13 Oktober 2020. Tiga kali dalam sepekan sebanyak 25 orang PDM berkumpul sesuai dengan keterampilan yang diikutinya seprti berternak ayam dan ikan lele.

Balai Mental “Dharma Guna” mendampingi kegiatan Lakon Utama hingga 13 November 2020 selain untuk membentuk dan menyiapkan PDM, Kader, Tim Kerja dan Dinas Sosial agar juga agar mandiri menjalankan kegiatan selanjutnya.

Pada Rabu (21/10/2020) Tim Balai Mental “Dharma Guna” terdiri dari Pekerja Sosial, Imi Fitriah dan Reno Yesi Herdalina, Pembimbing Psikologi Dwi Sukma Oktaviani, Perawat Sunardi dan Penyuluh Sosial Ratu Nurdianti melakukan serangkaian kegiatan Lakon Utama dengan kelompok Peternakan “Anugerah”.

Selain pemberian terapi penghidupan, juga Penerima Manfaat (PM) diberikan terapi fisik berupa pemeriksaan kesehatan, latihan gerakan dan pengucapan, konseling psikogi dan terapi psikososial kelompok dengan memberikan dinamika kelompok dan terapi psikososial individu.

Kegiatan serupa dilakukan dengan sasaran Kelompok Perikanan “Harapan”. Petugas berdiskusi dengan para pendamping/kader dan Tim Kerja terkait jalannya kegiatan sebagai bentuk evaluasi mingguan.

Salah seorang penerima manfaat dengan latar belakang pencandu, Farizal mengaku sangat senang karena rumahnya dijadikan tempat kegiatan peternakan dan mendapatkan ilmu cara beternak ayam yang baik dan benar.

“Senang sekali karena jadi ramai, saya ada kegiatan tidak tidur terus, bisa ngobrol sama orang banyak, diajarin sama Pak Radius (instruktur peternakan-red) dan ketemu orang Balai, ” ungkap Farizal.

Hal sama dirasakan penerima manfaat, Yudi yang rumahnya dijadikan tempat kegiatan yaitu perikanan. Dulu ia merasa sangat kesulitan menjalankan usaha ikan. Tapi, kini di rumahnya banyak kolam ikan yang dibuat sendiri dan sempat menjalankan usaha ikan.

“Dulu saya bingung kenapa usaha selalu bangkrut dan ikan pada mati, sekarang tahu kata Pak Wanoto (instruktur perikanan-red) Lele itu gak boleh kekenyangan, kalau terlalu kenyang bisa mati,” tutur Yudi.

Kondisi penerima manfaat mengikuti kegiatan Lakon Utama sebagian besar sudah tidak dalam keadaan gaduh gelisah, cukup mampu diajak berkomunikasi dan mengutarakan isi perasaannya kepada petugas dari Balai.

Untuk bisa melatih bersosialisasi, berkomunikasi, percaya diri, memiliki motivasi agar bekerja dan memiliki masa depan dilakukan petugas agar mereka dapat meningkatkan fungsi sosial sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan ke depannya.[mor]

Related Articles

Back to top button