Indonesia Terbuka bagi Lulusan dari Timur Tengah dan Pesantren
Jumat, 16 November 2018
Indonesiaplus.id – Dewan Pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Timur Tengah dan Afrika (Timtengka), mengunjungi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid di Ruang Kerja, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Pada pertemuan tersebut, ia mengatakan bahwa Indonesia saat ini sangat terbuka bagi lulusan dari Timur Tengah dan pesantren.
Indonesia, kata Hidayat, tidak menutup peluang lulusan dari Timur Tengah untuk berkarya dan berkontribusi di Indonesia. Semua warga negara Indonesia memiliki peluang yang sama.
Peluang bagi lulusan Timur Tengah dan ilmu agama di Indonesia sangat terbuka. Contohnya, KH Ma’ruf Amin maju sebagai calon wakil presiden. Begitu juga di Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak calon gubernur dan calon wakil gubernur dari golongan kiai.
“Hal ini menandakan bahwa Indonesia sangat terbuka bagi lulusan dari Timur Tengah dan pesantren. Sudah banyak lulusan dari Timur Tengah yang kembali ke Indonesia dan menjadi pahlawan nasional,” katanya.
Dari para lulusan Timur Tengah itu bisa dilakukan dengan menjadi da’i, guru, pimpinan lembaga, pimpinan pesantren, birokrat, anggota dewan, menteri, pimpinan MPR, dan presiden.
“Saya bisa menjadi Ketua MPR (periode 2004 – 2009) dan Wakil Ketua MPR (periode 2014 – 2019). KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bisa jadi presiden. Kami berdua adalah lulusan pesantren dan Timur Tengah,” tandasnya.
Pihaknya berpesan agar pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam PPI Timtengka untuk fokus belajar agar ketika kembali ke Indonesia telah menjadi ulama yang memahami Islam dengan pemahaman benar. Sebab, Indonesia sekarang ini masih kekurangan ulama dengan kapasitas keilmuan tinggi dan pemahaman yang benar.
“Jadilah pakar dan rujukan ilmu setelah menyelesaikan pendidikan di Timur Tengah nanti. Seperti ustaz Abdul Somad. Keilmuannya tidak tiba-tiba, tetapi sudah dimulai dan dipersiapkan saat kuliah di Mesir dan Maroko,” katanya.
Di antara Dewan Pengurus PPI yang hadir Muhammad Ruhiyat Haririe (PPI Sudan), Ikhwan Hakim Rangkuti (Kordinator PPI Timtengka 2017 – 2018), Tohirin (PPI Yaman), Rifqi Taqiuddin Syarif (PPI Sudan), dan Ali Zulfikar.
Sebelumnya, dalam pertemuan itu Koordinator PPI Timtengka 2018 – 2019 dan PPI Sudan, Muhamamd Ruhiyat Haririe mengucapkan terima kasih atas perhatian Hidayat Nur Wahid terhadap mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
“Bapak Hidayat Nur Wahid menjadi teladan dan rujukan bagi mahasiswa Indonesia di Timur Tengah karena kontribusinya pada umat, rakyat, dan negara Indonesia,” tandasnya.[mor]