Ibu Empat Anak Terlantar di Terminal Amplas Difasilitasi Sentra Bahagia Medan

Indonesiaplus.id – Usai viral di media sosial youtube, berjudul “Kisah Pilu Tukang Sapu Angkot di Terminal Amplas Hidup dalam Keprihatinan Bersama Keempat Anaknya”.
RR seorang ibu dengan empat anak yang hidup terlantar di Terminal Amplas, Medan direspon oleh Kementerian Sosial melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Bahagia Medan dengan membawa di kompleks sentra.
Respon cepat ini merupakan tindak lanjut dari arahan Mensos Tri Rismaharini agar semua jajaran Kemensos merespon berbagai permasalahan sosial bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan kelompok masyarakat kategori rentan.
“Kami bersama tim menuju lokasi untuk cek lapangan langsung terkait PPKS yang tinggal di dalam kawasan salah satu terminal terbesar di Kota Medan itu, ” ujar Kepala Sentra Bahagia Medan, Lifyarman (01/04).
Dari asesmen awal di lokasi, RR diketahui merupakan ibu dengan empat anak yang rata-rata masih berumur di bawah delapan tahun. Dalam keseharian anak-anak RR hanya bermain di sekitar terminal. Tidak jarang, MK anaknya yang belum genap berumur setahun ditipkan kepada pedagang kue ketika RR menjalani pekerjaannya menyapu angkot di Terminal Amplas.
RR bercerita hidup terpisah dengan suaminya yang tersandung masalah hukum. Sejak itu, ia terpaksa hidup seadanya. Untuk menghidupi keempat anaknya, RR terpaksa bekerja membersihkan angkot dengan upah seadanya.
Tim tentu juga melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan di Terminal Amplas. Kedua intansi membicarakan langkah terbaik yang mungkin bisa dilakukan untuk membantu PPKS tersebut.
Sebagai hasil koordinasi dengan pihak terminal, tim Sentra Bahagia berkoordinasi dengan pihak terminal agar keluarga itu tinggal sementara di Sentra Bahagia Medan.
“Jadi, sebaiknya ibu dan anak-anak yang kecil ini tinggal di Sentra agar mendapatkan pelayanan dan hidup lebih layak,” kata Lifyarman.
Hasil asesmen sementara, diketahui RR adalah warga Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan RR meminta untuk dipulangkan ke kampung halaman. “Kalau bisa saya ingin pulang kampung aja pak” ujarnya.
Merespon permintaan RR tersebut, Lifyarman pun langsung berkoordinasi dengan Sentra Kemensos yang berada di Mataram yaitu Sentra Paramita untuk memastikan keberadaan keluarga PPKS di Lombok Timur.
Selama RR dan keempat anaknya tinggal di Sentra Bahagia Medan telah mendapatkan layanan dan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari termasuk anak-anaknya.
Penanganan kemiskinan di Indonesia yang telah dilakukan Kemensos dengan memberikan perlindungan, rehabilitasi, pemberdayaan yang diharapkan mereka bisa segera bangkit dan mandiri secara ekonomi di masa yang datang.[ama]