Hari Pekerjaan Sosial Sedunia 2025: Profesi Mulia Semakin Terdepan

Indonesiaplus.id – Memperingati Hari Pekerja Sosial Sedunia 2025 atau World Social Work Day 2025, Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) bekerja sama dengan UPT PPPA DKI Jakarta, Dinas Sosial DKI Jakarta dan pihak MRT Dukuh Atas (TransHub) menggelar “Sosialisasi Pekerja Sosial di Ruang Terbuka Publik”. Acara ini berlangsung selama Car Free Day (CFD) di depan Stasiun KRL BNI City dan MRT Dukuh Atas, Jakarta.
Dalam perayaan di Jakarta, IPSPI bekerja sama dengan UPT PPPA dan Dinas Sosial Provinsi Jakarta menyampaikan pesan publik mengenai pengaduan dan penanganan perempuan dan anak penyintas kekerasan dalam mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender.
Acara dimulai sejak pagi, ada sesi sosialisasi interaktif, kuis edukatif, serta kampanye media sosial dengan tagar #PekerjaSosialUntukSemua. Masyarakat menunjukkan antusiasme dengan berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan di tiga kota besar tersebut.
Kegiatan serupa digelar juga di Alun-Alun Simpang Lima di Semarang dan di Area Car Free Day Simpang Lima, Banda Aceh. “Serempak di tiga kota ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang peran pekerja sosial,” ungkap Ketua Pelaksana Hari Pekerja Sosial Sedunia 2025, Charles Dasiva.
Di Banda Aceh diramaikan dengan kehadiran mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry dan digelar juga Talk Show dengan Radio Djati FM.
Putri Saleh, Rika Dwi Muliani, Dinda Maulida, dan Rifial Fauzi mewakili Pekerja Sosial Gen-Z di Dewan Pengurus Daerah IPSPI Provinsi Aceh, hadir bersama mahasiswa prodi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Aceh. “Kami bangga menjadi pekerja sosial muda yang terpanggil untuk menolong dan memberdayakan berbagai jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial,” ujarnya.
“Peringatan tahun ini untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan masyarakat terhadap pentingnya pekerjaan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,” kata Daniel Arca, seorang Pekerja Sosial yang menjabat sebagai Kepala Biro Organisasi Provinsi Aceh dan juga Ketua Dewan Pengurus Daerah IPSPI Provinsi Aceh NAD.
Di Semarang, Dwi Wahyuni bersama dua rekannya, Atta Purnama Sari dan Neneng, serta para pekerja sosial senior dari Jawa Tengah, juga melakukan demonstrasi teknik-teknik untuk mengenali kepribadian termasuk graphologi melalui pengkajian tanda tangan.
Heru Sunoto, Ketua Dewan Pengurus Daerah IPSPI Provinsi Jawa Tengah, menyambut baik tema tahun ini, yaitu – Solidaritas Antargenerasi Demi Kesejahteraan Berkelanjutan.
“Kesempatan strategis untuk menunjukkan bahwa pekerja sosial di Indonesia, sebagaimana diatur dalam UU nomor 14 tahun 2019, sudah menjadi profesi yang setara dengan dokter, insinyur, advokat, dan lain-lain,” tambah Pekerja Sosial yang juga Ketua Tim Penanganan Fakir Miskin Perkotaan dan Daerah Rentan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah itu.
Ketua Umum IPSPI Puji Pujiono, menyatakan, bahwa peringatan Hari Pekerja Sosial Sedunia setiap tahun secara global sejak 1983 dan melibatkan sidang-sidang bersama Federasi Internasional Pekerja Sosial serta lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar di New York, Geneva, dan baru-baru ini di Bangkok.
“Peringatan sejak bulan Januari hingga pertengahan Maret 2025, dengan berbagai kegiatan dan bakti sosial di banyak kota dengan mengupas berbagai topik termasuk tanggung jawab sosial antargenerasi, care economy dan pengurangan beban perawatan domestik, dan tanggungjawab terhadap generasi akan datang melalui adaptasi iklim, penanggulangan bencana dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan, ” kata Puji.
Tema Hari Pekerja Sosial Sedunia 2025, sepenuhnya dilaksanakan oleh Pekerja Sosial Gen-Z, sangat relevan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo dan dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029, seperti yang disampaikan oleh Lutri Huriyani, Ketua Regulasi dan Kemitraan IPSPI.[yus]
Hari Pekerjaan Sosial Sedunia 2025: Profesi Mulia Semakin Terdepan
Indonesiaplus.id – Memperingati Hari Pekerja Sosial Sedunia 2025 atau World Social Work Day 2025, Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) bekerja sama dengan UPT PPPA DKI Jakarta, Dinas Sosial DKI Jakarta dan pihak MRT Dukuh Atas (TransHub) menggelar “Sosialisasi Pekerja Sosial di Ruang Terbuka Publik”. Acara ini berlangsung selama Car Free Day (CFD) di depan Stasiun KRL BNI City dan MRT Dukuh Atas, Jakarta.
Dalam perayaan di Jakarta, IPSPI bekerja sama dengan UPT PPPA dan Dinas Sosial Provinsi Jakarta menyampaikan pesan publik mengenai pengaduan dan penanganan perempuan dan anak penyintas kekerasan dalam mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender.
Acara dimulai sejak pagi, ada sesi sosialisasi interaktif, kuis edukatif, serta kampanye media sosial dengan tagar #PekerjaSosialUntukSemua. Masyarakat menunjukkan antusiasme dengan berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan di tiga kota besar tersebut.
Kegiatan serupa digelar juga di Alun-Alun Simpang Lima di Semarang dan di Area Car Free Day Simpang Lima, Banda Aceh. “Serempak di tiga kota ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang peran pekerja sosial,” ungkap Ketua Pelaksana Hari Pekerja Sosial Sedunia 2025, Charles Dasiva.
Di Banda Aceh diramaikan dengan kehadiran mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry dan digelar juga Talk Show dengan Radio Djati FM.
Putri Saleh, Rika Dwi Muliani, Dinda Maulida, dan Rifial Fauzi mewakili Pekerja Sosial Gen-Z di Dewan Pengurus Daerah IPSPI Provinsi Aceh, hadir bersama mahasiswa prodi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Aceh. “Kami bangga menjadi pekerja sosial muda yang terpanggil untuk menolong dan memberdayakan berbagai jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial,” ujarnya.
“Peringatan tahun ini untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan masyarakat terhadap pentingnya pekerjaan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,” kata Daniel Arca, seorang Pekerja Sosial yang menjabat sebagai Kepala Biro Organisasi Provinsi Aceh dan juga Ketua Dewan Pengurus Daerah IPSPI Provinsi Aceh NAD.
Di Semarang, Dwi Wahyuni bersama dua rekannya, Atta Purnama Sari dan Neneng, serta para pekerja sosial senior dari Jawa Tengah, juga melakukan demonstrasi teknik-teknik untuk mengenali kepribadian termasuk graphologi melalui pengkajian tanda tangan.
Heru Sunoto, Ketua Dewan Pengurus Daerah IPSPI Provinsi Jawa Tengah, menyambut baik tema tahun ini, yaitu – Solidaritas Antargenerasi Demi Kesejahteraan Berkelanjutan.
“Kesempatan strategis untuk menunjukkan bahwa pekerja sosial di Indonesia, sebagaimana diatur dalam UU nomor 14 tahun 2019, sudah menjadi profesi yang setara dengan dokter, insinyur, advokat, dan lain-lain,” tambah Pekerja Sosial yang juga Ketua Tim Penanganan Fakir Miskin Perkotaan dan Daerah Rentan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah itu.
Ketua Umum IPSPI Puji Pujiono, menyatakan, bahwa peringatan Hari Pekerja Sosial Sedunia setiap tahun secara global sejak 1983 dan melibatkan sidang-sidang bersama Federasi Internasional Pekerja Sosial serta lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar di New York, Geneva, dan baru-baru ini di Bangkok.
“Peringatan sejak bulan Januari hingga pertengahan Maret 2025, dengan berbagai kegiatan dan bakti sosial di banyak kota dengan mengupas berbagai topik termasuk tanggung jawab sosial antargenerasi, care economy dan pengurangan beban perawatan domestik, dan tanggungjawab terhadap generasi akan datang melalui adaptasi iklim, penanggulangan bencana dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan, ” kata Puji.
Tema Hari Pekerja Sosial Sedunia 2025, sepenuhnya dilaksanakan oleh Pekerja Sosial Gen-Z, sangat relevan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo dan dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029, seperti yang disampaikan oleh Lutri Huriyani, Ketua Regulasi dan Kemitraan IPSPI.[ama]