Bung Karno Tidak Hoax, WAMTI: Transmigrasi Perlu Paradigma Zaman Now
Sabtu, 30 Maret 2019
Indonesiaplus.id – Pembangunan untuk wilayah seluas Indonesia memerlukan strategi tersendiri. Salah satu solusi yang dilakukan pemerintah sejak awal republik ini berdiri adalah melalui program transmigrasi.
Presiden Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (WAMTI) Agusdin Pulungan, menilai transmigrasi sebagai produk masa lalu yang harus dipraktikan dengan paradigma yang sesuai tuntutan dan kebutuhan zaman.
“Di masa lalu, transmigrasi memiliki tujuan pemindahan penduduk yang diberikan penekanan oleh pemerintah, sehingga jadi primadona. Namun, saat ini harus dipraktikan sesuai tuntutan zaman now, ” ujar Agusdin di Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Keliru, kata Agusdin, bila transmgirasi saat ini semata dipahami seperti di masa lalu, yaitu memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Jawa. Melainkan, pembangunan kawasan perdesaan menjadi satu kesatuan sistem pengembangan sekaligus penataan persebaran penduduk.
“Tepat sekali apa yang diucapan oleh founding father Bung Karno yang menyatakan bahwa transmigrasi adalah mati-hidup bangsa. Artinya, transmigrasi memiliki posisi strategis dalam masalah bangsa, ” katanya.
Transmigrasi akan tetap relevan, punya ‘ruh’ serta bisa ambil bagian dalam kontribusi nyata dari pembangunan nasional, selama metodologi, paradigma, serta praktik-praktinya dirubah dan disesuaikan dengan zaman.
“Jadi, pernyataan bung Karno soal transmgirasi tidak hoax. Transmigrasi akan selalu relevan dengan zaman selama menggunakan metodologi, paradigma dan praktik-praktiknya dirubah sesuai zaman, ” tandasnya.
Para ahli mengatakan 50 tahun kedepan diperlukan tiga planet untuk memenuhi pangan dunia. Tetapi hal itu bisa disiasati dengan merubah sistem pemenuhan pangan lebih efektif dan efisien tetapi dengan hasil lebih banyak.
“Misanya, 1 hektar tanah biasa menghasilklan 4 ton. Tapi dengan metode baru bagaimana caranya 1/2 hektar tanah bisa jadi 4 ton. Ini yang harus dikaji bersama dan di lahan trasmigrasi itu sangat bisa dilakukan, ” ungkapnya.
Pada momen pilpres tahun ini, baik dari kubu 01 maupun 02 belum ada yang mengangkat soal transmigrasi ke permukaan. Data Kemendes, PDT, dan Transmigrasi menyebutkan terdapat dua provinsi baru di Sulbar dan Kaltara, 103 kabupaten baru, 3.325 Desa baru dan 235 kecamatan baru, karena wilayahnya dikembangkan melalui pembangunan kawasan transmigrasi.
“Jelas ini tantangan untuk mengingatkan kembali ucapan Bung Karno soal transmigrasi. Transmigrasi dengan paradigma baru yang relevan dengan zaman. Pasca pilpres nanti kami akan bersikap bagi siapapun yang menjadi nakhoda bangsa untuk lima tahun ke depan, ” pungkasnya.[mor]