Guru Besar IPB Minta Pemerintah Serius Tangani Persoalan Gizi Remaja
Kamis, 17 Mei 2018
Indonesiaplus.id – Permasalahan asupan gizi harus ditangani pemerintah secara serius dan komprehensif. Sehingga upaya penanganan tidak hanya terkait masalah di kalangan ibu hamil dan bayi bawah usia lima tahun, tetapi menyentuh kalangan remaja.
Menurut Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Hardinsyah, bahwa permasalahan gizi pada kalangan remaja di Indonesia cukup kompleks.
“Seperempat dari remaja di Indonesia mengalami kekurangan gizi dan anemia. Sementara hampir sepertiga menderita kelebihan gizi atau obesitas,” kata Hardinsyah, Rabu (16/5.2018).
Banyak faktor, kata Hardinsyah, remaja menderita permasalahan gizi. Salah satu kendala karena mereka kurang mengonsumsi protein hewani dan nabati. Pemerintah harus intensif menyosialisasikan gerakan gaya hidup sehat.
Penanganan secara cepat menyangkut problem gizi di tingkat remaja juga harus dilakukan agar mereka tidak mengalami kendala saat proses kehamilan. Juga, harus ada pencegahan sedini mungkin dilakukan karena proses pemulihan tidak berlangsung singkat.
“Kalau dari remaja sudah bagus, maka proses hamil juga baik dan bayi yang dilahirkan dalam kondisi lebih baik,” ucapnya.
Sementara itu, anggota Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia Yoga Devaera menilai, banyaknya ibu hamil yang menderita anemia menjadi pelajaran. Penanganan masalah gizi sebaiknya dimulai sejak remaja.
“Terlebih rentan usia pernikahan di Indonesia tidak terlalu jauh. Banyak yang melakukannya setelah lulus SMA atau kuliah,” tandasnya.
Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes Doddy Izwardy menyebut, pemerintah sejauh ini sudah dalam jalur tepat penanganan masalah gizi. Selama ini, fokusnya pada gizi ibu hamil dan anak. Peningkatan kesehatan remaja diupayakan agar pencegahan lebih maksimal.
Faktor lingkungan turut berpengaruh pada permasalahan gizi remaja, termasuk banyaknya industri makanan yang bertebaran. Sementara, mayoritas remaja dinilai tidak menyukai makanan berserat seperti sayur-sayuran. Padahal, makanan tersebut kaya akan mineral zat besi.
“Penanganan gizi untuk anak dan ibu sudah baik, tapi cakupannya kurang kuat. Jika kita mampu menangani setengah dari 50 juta remaja, 25 juta remaja sudah dalam kondisi kuat dalam kehidupan rumah tangga,” pungkasnya.[Was]