WHO Rilis Data Wabah Campak di Eropa Meningkat 400 Persen

Senin, 19 Februari 2018
Indonesiaplus.id – Di Eropa terjadi peningkatan penyebaran penyakit campak. Demikian catatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO bahwa penderita penyakit mematikan itu naik 400 persen selama 2017.
Terjadi peningkatkan yang tajam dibanding tahun sebelumnya yang mencatatkan rekor terendah di Eropa dengan 5273 kasus. Berdasarkan data WHO, lebih dari 21 ribu kasus campak terjadi di Benua Biru hingga menyebabkan 35 kematian bagi penderita.
“Setiap masyarakat baru yang terpapar campak di Eropa mengingatkan bahwa anak-anak dan orang dewasa yang tidak divaksinasi, di mana mereka tinggal, tetap berisiko terkena penyakit ini,” ujar Direktur Regional WHO di Eropa Dokter Zsuzsanna Jakab seperti diwartakan Guardian, Senin (19/2/2018).
Menurut Jakab, penderita yang terpapar tersebut berpotensi untuk menyebarkan penyakit kepada orang lain yang mungkin tidak dapat divaksinasi. Dia mengungkapkan, catatan tahun lalu hingga membuat 35 penderita meninggal merupakan tragedi yang tidak dapat diterima.
Kasus penderita campak tengah melonjak di seluruh Eropa dalam setahun terakhir. WHO mengatakan, wabah tersebut menyerang satu dari empat negara di Eropa lantaran rendahnya tingkat imunisasi terhadap penyakit tersebut.
Selain itu, campak merupakan penyakit yang dapat merenggut nyawa penderita atau menyebabkan kerusakan tubuh dalam jangka panjang. Satu dari seribu anak yang terpapar penyakit dapat memberikan dampak peradangan atau pembengkakan pada otak. Penyakit tersebut juga bisa menyebabkan kerusakan pada pendengaran atau kesulitan belajar pada anak.
Ditargetkan campak menghilang dari seluruh dunia. Namun pengentasan penyakit tersebut sempat tersendat. WHO mengungkapkan adanya penyebaran wabah besar tahun lalu di 15 dari 53 negara di kawasan Eropa. Rumania menjadi negara dengan paparan terparah dengan 5.562 kasus, diikuti oleh Italia dengan 5.000 dan Ukraina dengan 4.767 kasus.[Fat]