Usai ke Brussels, Inggris Gagal Raih Dukungan EU Soal Irlandia

Jumat, 14 Desember 2018
Indonesiaplus.id – Pada hari Jumat (14/12/2018), Perdana Menteri Inggris Theresa May akan kembali ke London dengan tangan kosong, usai berlomba ke Brussels untuk mencoba mendapatkan beberapa konsesi lagi dari Uni Eropa (UE).
Ia berharap untuk mendapatkan jaminan “legal dan politis” dari 27 negara anggota lainnya terkait dengan backstop Irlandia, yang merupakan rintangan terbesar yang menghalangi kemajuan dalam proses Brexit, seperti mengutip cnbc.com.
Menjelang KTT Uni Eropa, May mengakui dia tidak mengharapkan “terobosan langsung.” Sebaliknya, ia berharap kedua belah pihak dapat meninjau kembali kekhawatiran backstop anggota parlemen Inggris untuk meningkatkan peluang mendapatkan kesepakatan Brexit melalui Parlemen.
Sementara itu para pemimpin Uni Eropa setuju untuk menulis pernyataan bersama setelah membahas perkembangan Brexit terbaru, mereka tidak mengubah posisi mereka pada perjanjian penarikan Inggris dari Uni Eropa.
“Perhimpunan berdiri dengan perjanjian ini dan bermaksud untuk melanjutkan ratifikasinya. Itu tidak terbuka untuk negosiasi ulang,” ujar pernyataan pada Kamis.
Ke-27 anggota EU mengatakan siap untuk memulai negosiasi pada pengaturan perdagangan di masa mendatang segera setelah Inggris meninggalkan Maret. Mereka juga mengulangi backstop Irlandia yang hanya merupakan polis asuransi.
“Hal ini adalah tekad perusahaan Union untuk bekerja cepat pada kesepakatan berikutnya yang ditetapkan pada 31 Desember 2020 pengaturan alternatif, sehingga backstop tidak perlu dipicu,” tulis pernyataan 27 negara.
Uni Eropa menambahkan bahwa jika kebijakan backstop Irlandia perlu dipicu, itu hanya akan berlaku “sementara” sampai ada kesepakatan di tempat.
Ide backstop adalah mencegah perbatasan keras antara Irlandia Utara dan Irlandia, masalah penting bagi Uni Eropa dan Inggris.
Brexiteers dan anggota parlemen Inggris lainnya percaya rencana ini memaksa Irlandia Utara untuk mengikuti aturan UE. Namun, baik Westminster dan UE mengatakan ini bukan tujuan mereka dan jika itu terjadi, itu hanya akan berlaku sampai mereka menerapkan pengaturan perdagangan baru.
“Tidak akan ada kewajiban baru yang mengikat secara hukum yang dikenakan pada Uni Eropa. Itu sangat jelas,” Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker mengatakan di Brussels Kamis malam.
Sementara itu, Parlemen Inggris secara hukum dijadwalkan untuk memberikan suara pada perjanjian penarikan sebelum 21 Januari.
Sterling turun 0,6 persen terhadap dolar pada $ 1,2591, dengan Reuters mengutip perjalanan Brexit yang gagal ke Brussels. Mata uang Inggris juga turun 0,3 persen terhadap euro menjadi 90,025 pence.[fat]