Theresa May Klaim Serangan ke Suriah Demi Hancurkan Senjata Kimia

Sabtu, 14 April 2018
Indonesiaplus.id – Pasukan Inggris telah dikerahkan untuk melancarkan serangan terkoordinasi ke Suriah. Serangan dilakukan bersama pasukan Amerika Serikat dan Prancis.
Demikian disampaikan Perdana Menteri Inggris Theresa May, bahwa serangan koalisi Barat merupakan respons atas penggunaan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur, pada 7 April. Dugaan serangan kimia tersebut menewaskan sedikitnya 40 hingga 75 orang.
Menurut PM May serangan koalisi bertujuan melumpuhkan kemampuan senjata kimia Suriah, sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk membunuh masyarakat sipil.
“Rezim Suriah tercatat pernah menggunakan senjata kimia pada warganya sendiri dalam cara yang kejam,” ujar PM May, seperti dikutip situs resmi pemerintah Inggris, Sabtu (14/4/2018).
Merujuk pada serangan kimia di kota Khan Sheikhoun, Suriah, satu tahun lalu. Ia menyebut berbagai informasi signifikan telah mengindikasikan bahwa rezim Suriah juga bertanggung jawab atas serangan di Douma. “Pola sikap (pemerintah Suriah) seperti ini harus dihentikan,” ungkapnya.
Terkait tidak adanya mandat dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, PM May menyebut negaranya telah menggunakan segala saluran diplomasi yang ada untuk menghentikan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Namun, ia menyebut upaya diplomatik di level DK PBB selalu dihalangi Rusia yang merupakan sekutu Suriah. Juga, Rusia menggunakan hak veto dalam mencegah kerangka resolusi DK PBB untuk melancarkan investigasi independen di Douma.
“Jadi tidak ada alternatif lain selain menggunakan kekuatan militer untuk menghadapi penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah,” tandasnya.[Fat]