Presiden Putin Tegaskan Dukung Negara Palestina dengan Ibu Kota Yerusalem

Indonesiaplus.id – Dukungan negaranya terhadap pembentukan negara Palestina merdeka dan penerapan resolusi PBB yang relevan disampaikan kembali oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia berbicara pada sesi pleno Pekan Energi Rusia di Moskow dengan menyatakan posisi negaranya terhadap perang antara Israel dan Hamas tersebut.
“Posisi Rusia, yang baru saja saya sebutkan dan jelaskan, belum berkembang saat ini, bukan sehubungan dengan peristiwa tragis ini, namun telah berkembang selama beberapa dekade. Posisi ini diketahui oleh pihak Israel dan teman-teman kami di Palestina: Kami selalu menganjurkan penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB, dengan mempertimbangkan pertama-tama dan terutama pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” ujar Putin, seperti dilansir Middle East Monitor, Jumat (12/10).
Konflik di Palestina telah berlangsung lama dan menjadi manifestasi ketidakadilan yang mencapai tingkat yang luar biasa. Dia menambahkan bahwa masalah Palestina merupakan sesuatu di jantung setiap orang di wilayah tersebut.
“Apa yang terjadi sungguh mengerikan. Kami memahami bahwa tingkat kepahitannya sangat besar. Tapi kita perlu mengurangi korban sipil seminimal mungkin, dan ini berlaku untuk kedua belah pihak,” ungkap Putin.
Pada awalnya ada pembicaraan tentang pembentukan dua negara, Israel dan Palestina. Tapi, hal tersebut tidak pernah terjadi dan bahkan menurut dia, bagian dari wilayah Palestina diduduki oleh Israel.
Pria yang pernah menjadi agen intelijen Rusia, KGB ini menekankan perluasan zona konflik dapat menimbulkan konsekuensi serius. Menurut Putin, dalam beberapa tahun terakhir, fokusnya adalah pada pemenuhan kebutuhan material penduduk yang tinggal di wilayah Palestina.
“Intinya, mereka telah mencoba untuk menggantikan penyelesaian masalah-masalah politik yang mendasar dengan semacam pemberian materi,” jelas Putin.
Menurut Putin, pemberian materi tentu menjadi sangat penting bagi masyarakat yang memiliki taraf hidup rendah. “Menyelesaikan permasalahan ekonomi memang penting, namun kami selalu mengatakan bahwa hal ini tidak akan cukup,” ucapnya.
“Tanpa menyelesaikan masalah-masalah politik mendasar dan paling penting adalah pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, mustahil menyelesaikan seluruh masalah,” tandasnya.[mar]