GLOBAL

Pada Jumat Ini, Gaza Dibayangi Kekerasan Baru

Jumat, 6 April 2018

Indonesiaplus.id – Gelombang protes baru di area perbatasan dengan Israel, dilakukan warga Palestina yang dibayangi kekerasan, Kamis (5/4/2018) dan Jumat (6/4/2018).

Dilaporkan dua warga Gaza tewas saat Israel memaklumatkan kebijakan menembak (open-fire) bagi pasukan pengendali demonstran tetap diberlakukan.

Dipredikasi ribuan warga Palestina berkumpul pada lima titik aksi dekat perbatasan Gaza, Jumat. Mereka akan menghadapi tentara dan snipers Israel yang mengambil sejumlah posisi di seberang pagar pembatas.

Penyelenggara aksi mengkonfirmasi akan berusaha mencegah sekelompok kecil demonstran mendekati pagar pembatas, melemparkan batu, serta menggelindingkan ban-ban yang dibakar ke arah tentara Israel.

Tindakan seperti ini pada peringatan Hari Tanah, Jumat (30/3) lalu, dibalas tentara Israel dengan tembakan yang menewaskan 18 warga Palestina. Aksi sehari yang memakan korban jiwa terbanyak sejak perang 2014.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, Mujahid al-Khudari (23) meninggal dunia di RS Shifa, Gaza, setelah diberondong tembakan pesawat Israel di perbatasan, Kamis pagi. Sedangkan Shadi al-Kashif (34) tewas akibat luka tembak yang diderita dalam aksi Jumat pekan lalu.

Selain itu, otoritas Gaza memprediksi kondisi kian memanas dalam aksi Jumat ini. Di media sosial, demonstran diserukan membawa ban-ban, baru maupun bekas, untuk dibakar dalam aksi. Dengan cara ini asap pekat akan mengepul, sehingga para penembak jitu Israel kesulitan pandang.

Israel merespon seruan di media sosial itu dengan kecemasan ban-ban yang dibakar dipakai untuk merusak pagar pembatas, lantas demonstran menerobos masuk. Jika ini yang terjadi dicemaskan banyak nyawa melayang.

Terlebih, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman bersumpah bahwa ketentuan open-fire tidak berubah. ‘’Jika ada provokasi, pasti ada reaksi yang paling keras seperti pekan lalu,” katanya kepada radio publik.

Di Yerusalem, LSM B’Tselem menggelorakan kampanye, termasuk memasang iklan di sejumlah koran Israel, agar tentara Israel menolak menembak warga Palestina tidak bersenjata dalam aksi protes tersebut.

Kampanye itu dikecam otoritas Israel. Bahkan Kementerian Keamanan Publik Israel menyerukan B’Tselem layak diproses secara hukum atas tuduhan ‘’penghasutan”.[Fat]

Related Articles

Back to top button