Mau Tayangkan Dokumenter Kontroversi, Televisi Ukraina Diserang Granat
Selasa, 15 Juli 2019
Indonesiaplus.id – Terkait ancaman disampaikan saluran televisi Ukraina dari kelompok nasionalis terkait kebijakan editorialnya dan diserang dengan peluncur granat pada Jumat malam.
Diduga serangan tersebut terkait dengan keputusan mereka untuk menyiarkan sebuah dokumenter mengenai keadaan di Ukraina.
Diwartakan RT, Senin (15/7/2019), bangunan kantor stasiun televisi 112 Ukraine rusak oleh sebuah granat yang tampaknya ditembakkan dari peluncur sekali pakai.
Sementara itu, dua orang dilaporkan melaju ke lokasi, menembakkan peledak ke logo besar saluran di dinding gedung dan melarikan diri dari tempat kejadian, meninggalkan tabung peluncur granat yang mereka gunakan.
Kendati ledakan tersebut cukup kuat dan menyebabkan beberapa kerusakan di dalam gedung, tidak ada yang terluka dalam insiden itu. Momen serangan tersebut tertangkap dalam rekaman kamera CCTV.
Pihak polisi Kiev mengatakan sedang menyelidiki serangan itu sebagai tindakan teroris, tetapi belum melakukan penangkapan dan belum mengidentifikasi motif di baliknya. Saluran itu meminta pihak berwenang Ukraina untuk bertindak dan menghentikan penjahat yang menyerang dan mengumumkan akan meningkatkan keamanan di kantor.
Sebelumnya, saluran 112 Ukraine meminta perlindungan oleh organisasi kebebasan pers internasional, Uni Eropa dan penegakan hukum Ukraina, dengan mengatakan pihaknya menerima banyak ancaman dari kaum nasionalis radikal.
Melonjaknya jumlah ancaman itu kemungkinan dipicu oleh keputusan untuk menayangkan film dokumenter ‘Revealing Ukraine’ oleh sutradara pemenang Academy Award, Oliver Stone.
Film itu merinci krisis politik dan konflik bersenjata yang terjadi di Ukraina dan fitur-fitur, antara lain, wawancara eksklusif dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan politisi Ukraina Victor Medvedchuk, yang memiliki hubungan dekat dengan pemilik 112 Ukraine.
Namun, dokumenter tersebut tidak bertentangan keterangan yang disampaikan Kiev sehingga banyak mendapat kritik di Ukraina. Jaksa Agung Yury Lutsenko bahkan mengancam saluran itu dengan tuntutan.
Sedangkan pemilik 112 Ukraine, Taras Kozak, menyebut serangan granat malam itu “ancaman terbaru terhadap media independen” dan menuduh pemerintah Ukraina melalaikan tugas untuk melindungi wartawan.[fat]