Tahun 2021 Kebijakan ADB Pangkas Laju Ekonomi ASEAN Jadi 3,1 Persen
Indonesiaplus.id – Tahun ini, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia, sebagai dampak melambatnya program vaksinasi covid-19, lonjakan kasus dan penguncian wilayah (lockdown).
Termasuk di kawasan Asia Tenggara, salah satunya Indonesia dan Filipina laju ekonomi tahun ini diperkirakan melambat jadi 3,1 persen, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,4 persen.
Selain itu, ADB memperkirakan wilayah Pasifik berkontraksi 0,6 persen, setelah memperkirakan pertumbuhan 1,4 persen pada April.
Adanya revisi dikarenakan negara-negara di wilayah terkait masih berjuang mendapatkan dosis vaksin yang cukup untuk menciptakan kekebalan komunal.
Terjadi kekurangan dosis vaksin covid-19 menghambat upaya membentuk kekebalan komunal di wilayah luas yang membentang dari Kepulauan Cook di Pasifik ke Kazakhstan di Asia Tengah.
ADB merilis data tak tersedianya vaksin covid-19 memudarkan perlindungan sekaligus meningkatkan permintaan untuk suntikan booster.
Kondisi tersebut kontras dengan wilayah negara maju seperti AS yang sudah melakukan vaksinasi terhadap 50 persen penduduknya dan hampir 60 persen di Uni Eropa.
ADB mengingatkan peluncuran vaksin covid-19 yang tertunda dan munculnya varian baru menjadi salah satu risiko terbesar terhadap prospek ekonomi. Keterlambatan juga berpotensi merusak dalam jangka panjang.
“Hilangnya pendapatan yang disebabkan oleh pandemi berpotensi meninggalkan ‘bekas luka’ yang bertahan lama dan memiliki efek multidimensi pada ekonomi regional,” kata ADB, dikutip pada Rabu (22/9).
Menurut ADB upaya mengurangi kemiskinan di negara berkembang Asia mengalami kemunduran untuk setidaknya dua tahun dan penutupan sekolah yang berkepanjangan akan menyebabkan kerugian pembelajaran dan penghasilan yang lebih tinggi dari perkiraan.
Diperkirakan ekonomi regional berkembang tahun ini dan berikutnya, namun pemulihan menyimpang dari perkiraan pada paruh pertama tahun ini dikarenakan varian Delta yang sangat menular melanda beberapa negara.
Sedangkan, pada dua pertiga negara berkembang Asia, populasi yang telah divaksinasi lengkap baru 30 persen atau lebih rendah.
“Dengan pertumbuhan cenderung lebih kuat di ekonomi yang paling maju dalam mengendalikan pandemi,” ungkapnya. ADB memperkirakan negara wilayah Asia Timur mampu tumbuh 7,6 persen, naik dari perkiraan sebelumnya di kisaran 7,4 persen.
Faktor pendukung pertumbuhan ditopang oleh tingkat vaksinasi yang tinggi dan pemerintahan yang dengan cepat menekan penyebaran wabah.[tat]