ECONOMY

Rupiah Terus Tersungkur, Emrus: Darmin Cs Mending Mundur Saja!

Selasa, 9 Oktober 2018

Indonesiaplus.id – Kemarin, nilai tukar (kurs) rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Rupiah menclok di level Rp15.200/US$.

Sehingga muncul desakan agar tim ekonomi yang dipimpin Menko Darmin Nasution mundur.

Menurut Pakar ekonomi dan komunikasi politik, Emrus Sihombing, menteri ekonomi di pemerintahan Jokowi-JK, perlu mengevaluasi diri. Sebab, ada faktor eksternal yang memicu anjloknya rupiah terhadap US$.

“Iya, harus ada tawaran permodelan ekonomi baru atau alternatif dari luar tim ekonomi yang ada sekarang. Sekaligus tim ekonomi termasuk para menteri harus legowo mengevaluasi diri. Jika tidak mampu, sebaiknya mundur saja,” ucap Emrus di Jakarta, Senin (8/10/2018).

Saat ini, kata Emrus, ekonomi Indonesia diuji ketangguhan daya liatnya yang pertaruhannya ialah kepentingan seluruh masyarakat dan bangsa. Tim ekonomi harus mendudukkan orientasi kepentingan nasional danmengesampingkan ego.

“Singkirkan pride, kebanggaan semu dan ego pribadi serta kelompok. Jika ada permodelan dari kalangan luar seperti akademisi dan praktisi bisnis, yang lebih baik secara akademis dan teruji empiris, ya perlu diterima,” katanya.

Sementara itu, Emrus menegaskan presiden harus membuka diri pada penyikapan terhadap pergerakan mata uang dan evaluasi terhadap kebijakan yang diambil menteri-menterinya. Termasuk pula untuk melakukan reshuffle kabinet.

Untuk lebih konkret, istana disarankan mengundang pakar-pakar ekonomi dari perguruan tinggi serta praktisi bisnis dan pelaku investasi untuk memberi masukan dan meramu strategi kebijakan permodelan ekonomi.

“The Fed menaikkan suku bunga dan kurs naik memang keniscayaan dan negara lain juga terkena imbasnya. Tak bisa dihindari. Fokus kita adalah bagaimana menangkal, mengantisipasi dan meredam dampaknya bagi ekonomi kita,” tandasnya.

Sebelumnya, ekonom yang juga Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo melesakkan desakan serupa. Tim ekonomi Kabinet Kerja perlu dirombak total dengan cara Presiden Joko Widodo mencopot, atau tim ekonomi bersikap gentle dan memilih mundur.

“Jadi Pak Jokowi, tolong rombak total tim ekonomi, ambil langkah jangka pendek yang lebih pro-bisnis, dan perbaiki defisit. Pasar sudah memvonis jelek tim ekonomi,” ujar Drajad.

Dicermati, tim ekonomi Jokowi lebih sibuk membela diri ketimbang menunjukkan kinerja mumpuni dalam menstabilkan nilai tukar. Saat ini, perekonomian nasional menghadapi tiga ancaman serius, yakni defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan, serta defisit fiskal.[sal]

 

Related Articles

Back to top button