ECONOMY

RI Krisis Kedelai, Berikut Solusi Bernas dari Profesor IPB

Indonesiaplus.id – Profesor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Munif Ghulamahdi merespon harga kedelai yang tengah melonjak dan menyebabkan para perajin tahu dan tempe kesulitan.

Saat ini, bahan baku kedelai masih diimpor Indonesia dari Amerika. Dampaknya, harga bahan tahu tempe dipengaruhi oleh beberapa hal mulai dari produksi hingga kurs mata uang.

Menurut Dosen IPB tersebut, bahwa IPB memiliki teknologi budidaya kedelai yang cocok ditanam di lahan pasang surut. Dengan begitu, Indonesia bisa memproduksi bahan baku kedelai sendiri.

“Untuk mendukung teknologi BJA, diperlukan adanya tata kelola kawasan produksi BJA dan menjamin tersedianya benih unggul dan sarana produksi lainnya,” tutur Munif seperti dikutip dari laman resmi IPB, Rabu (23/2/2022).

Teknologi tersebut berupa budidaya jenuh air (BJA) kedelai dan dengan teknologi ini mampu memberikan irigasi secara terus menerus dan membuat muka air tetap tenang.

Dosen dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, bila teknologi ini dikembangkan dengan menggunakan benih kedelai unggul maka potensi produktivitasnya bisa mencapai 4,63 ton per hektar.

Jika dilakukan di lahan pertanian tipe luapan dengan area 500 hektar, akan ada potensi produksi bisa mencapai 2,6 ton per hektar. Ia memaparkan pada tahun 2021, produksi kedelai dari lahan non pasang surut hanya sebesar 200.000 ton.

Sebanyak 2,4 juta ton dipenuhi dengan menggarap lahan pasang surut di area tanam 1 juta hektar. Padahal, Indonesia memiliki lahan pasang surut seluas 20 juta hektar. Ia pun menilai, bila lahan tersebut dimanfaatkan bisa mencukupi kebutuhan nasional.

“Jika 5 persen dari lahan pasang surut tersebut dimanfaatkan untuk budidaya kedelai, diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan nasional,” tandas Munif.

Munif berharap pemerintah bisa memanfaatkan teknologi temuan anak bangsa. Sehingga Indonesia tidak lagi tergantung pada impor kedelai karena bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

“Perlu langkah-langkah konkret mengimplementasikan berbagai teknologi temuan para akademisi dan peneliti, salah satunya teknologi BJA ini untuk membebaskan Indonesia dari problem kelangkaan kedelai yang terus berulang,” pungkasnya.[tat]

Related Articles

Back to top button