Kemenkeu: Tahun Depan Perekonomian Dihadapkan Kondisi Sulit

Indonesiaplus.id – Tahun depan, perekonomian dunia diperkirakan akan menghadapi situasi yang sulit. Di beberapa negara diperkirakan akan memasuki resesi ekonomi.
Menurut Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Keuangan Rofyanto Kurniawan bahwa tahun depan ketidakpastian perekonomian masih sangat tinggi kendati pandemi Covid-19 cukup terkendali.
Namun, adanya disrupsi supply, tensi geopolitik Rusia dan Ukraina, kemudian harga komoditas yang meroket, membuat beberapa negara sepertinya masuk ke dalam resesi. Amerika Serikat dan beberapa negara maju di Eropa diperkirakan akan mengalami resesi,” tutur Rofy di acara Konsultasi Publik RAPBN Tahun Anggaran 2023, Senin (25/7).
Sedangkan, China yang perekonomiannya selalu baik alias di atas 7% yang diperkirakan akan melemah. Kondisi ini karena adanya pembatasan kegiatan ekonomi sangat ketat saat angka pandemi Covid-19 di negara tersebut tinggi, sehingga pembatasan tersebut akhirnya mengganggu disrupsi supply.
Menurut Rofy, kekuatan China sebagai negara penyokong barang ke banyak negara dan banyak negara bergantung ke China. Mulai dari plastik, peralatan makan, barang-barang kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan transportasi seperti mobil murah.
“Intinya ekonomi di 2023 itu tidak mudah, ekonomi China melambat, tapi kita bersyukur tetap bisa menjaga (perekonomian) kita,” jelasnya.
Dengan adanya fleksibilitas dan antisipasi keadaan darurat sangat diperlukan, terutama dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 untuk bisa merespons berbagai macam kondisi ekonomi bahkan kondisi terburuk sekalipun.[tat]