Didorong Sentimen Positif Rupiah Diharapkan Lanjutkan Penguatan
Minggu, 25 November 2018
Indonesiaplus.id – Kenaikan rupiah diharapkan kembali bertahan, sehingga membuka peluang akan adanya kenaikan lanjutan dalam sepekan ke depan.
“Sejumlah sentimen negatif dari dalam neegeri diharapkan tidak menghalangi potensi rupiah untuk kembali bergerak positif,” ujar analis senior CSA Research Institute, Reza Priyambada di Jakarta, Minggu (25/11/2018).
Adanya sentimen dari perang dagang dan momentum jelang pertemuan antara AS dan Tiongkok dimungkinkan dolar AS kembali menguat sehingga menghalangi potensi rupiah bertahan di zona hijaunya.
“Untuk itu, diharapkan dapat terimbangi dengan sentimen dari dalam negeri yang lebih positif,” katanya.
Para pelaku pasar tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat kembali menahan kenaikan rupiah. “Diprediksi laju Rupiah akan berada pada rentang support 14.545 dan resisten 14.527,” ungkapnya.
Sepekan terakhir, tidak seperti IHSG yang cenderung melemah, rupiah pergerakannya mampu kembali melanjutkan kenaikannya seiring dengan masih adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri. Adapun nilai tukar rupiah terapresiasi 0,50 persen dari sebelumnya naik 0,49 persen.
Sebelumnya, laju rupiah sempat melemah ke level 14649 atau di atas sebelumnya di level 14930. Level tertinggi yang dicapai di angka 14.520 atau di atas sebelumnya di angka 14.540. Rupiah sebelumnya bergerak di bawah target support 14.615 dan di atas resisten 14.590.
Untuk pergerakan Rupiah di awal pekan mampu kembali melanjutkan kenaikan. Laju dolar AS yang cenderung turun pada perdagangan valas dimanfaatkan rupiah untuk kembali bergerak positif.
“Pelaku pasar menilai ekonomi AS kemungkinan belum akan bertumbuh signifikan sehingga inflasi pun tidak akan melonjak dan pada akhirnya suku bunga The Fed dianggap belum akan dinaikan sehingga membuat dolar cenderung bergerak turun,” katanya.
Pascalibur cenderung berbalik melemah terkait sejumlah kritikan terhadap Paket Kebijakan XVI yang dinilai tidak akan mampu menaikkan angka pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan serta penundaan proyek nasional LRT sehingga ditanggapai negatif.
Dimulainya sentimen positif dari Italia terkait penyusunan anggaran yang berimbas padaterapresiasinya EUR turut direspon positif sehingga pelaku pasar beralih ke mata uang tersebut.
Pascapelemahan, laju rupiah mampu kembali di zona hijaunya. Meski dari dalam negeri masih terdapat sejumlah sentimen negatif namun, tidak menghalangi laju Rupiah untuk kembali menguat.
Masih ada imbas kenaikan euro, dimanfaatkan rupiah untuk kembali bergerak naik. Penguatan euro seiring adanya persetujuan antara Inggris dan Uni Eropa terkait dengan Brexit. Di sisi lain, pelemahan dolar AS jelang libur Thanksgiving turut menopang penguatan Rupiah.
Meski laju euro kembali mengalami pelemahan, tidak menghalangi penguatan lanjutan dari rupiah. Pergerakan euro melemah seiring dirilisnya data Euro zone business growth dan German private-sector yang bertumbuh melambat. Sementara itu, pergerakan dolar AS cenderung mendatar di tengah perayaan Thanksgiving.
Masih ada kekhawatiran akan berlanjutnya defisit transaksi berjalan dan masih adanya penolakan terkait revisi aturan Daftar Negatif Investasi (DNI) dalam Paket Kebijakan XVI yang telah dikeluarkan pemerintah, namun, tidak menghalangi penguatan rupiah yang mampu memanfaatkan pelemahan sejumlah mata uang global.[sal]