ECONOMY

Di Forum ILC, Menaker: Dialog Sosial Kunci Wujudkan Keadilan dan Pelindungan Hak Pekerja

Indonesiaplus.id – Dialog sosial dinilai penting untuk mewujudkan keadilan sosial bagi para pekerja/buruh di era ekonomi digital dan hijau saat ini.

Juga, dialog sosial yang kuat dan berkelanjutan juga penting untuk memastikan pelindungan hak-hak pekerja, menciptakan lingkungan kerja yang adil, serta menjaga keselarasan antara kebutuhan bisnis dan kesejahteraan pekerja.

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyampaikan hal itu di sela-sela Konferensi Perburuhan Internasional/International Labour Conference (ILC) ke-111, Jenewa, Swiss, Selasa (13/6/2023).

“Kami berkomitmen untuk meningkatkan dialog sosial di Indonesia dengan melibatkan semua pihak dalam pembuatan kebijakan ketenagakerjaan yang berdampak positif bagi pekerja dan pengusaha melalui dialog yang inklusif dan komprehensif,” kata Menaker.

Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi semua pekerja/buruh di Indonesia, seluruh stakeholders juga harus terus-menerus memperkuat kolaborasi dan sinergi.

“Kita dapat memastikan terwujudnya kepatuhan hukum ketenagakerjaan yang selaras dengan prinsip-prinsip kerja layak dan standar ketenagakerjaan, baik standar yang berlaku secara domestik maupun internasional,” ungkap Menaker Ida.

Tahun ini, ILC mengusung tema “Memajukan Keadilan Sosial (Advancing Social Justice).” Dalam konteks itu, Menaker mengajak delegasi Indonesia terlibat aktif mendiskusikan isu keadilan sosial dalam konteks global, serta secara bersamaan menyukseskan pencapaian the ILO Centenary Initiatives on Future of Work dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Delegasi Indonesia juga diajak untuk berpartisipasi aktif mendiskusikan dan merumuskan standar ketenagakerjaan baru, termasuk isu pemagangan berkualitas yang telah menjadi topik penting sejak konferensi tahun sebelumnya.

“Pemagangan berkualitas harus menjadi fokus perhatian, sehingga kami percaya pemagangan yang baik dapat membantu meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan pekerja untuk menghadapi tantangan masa depan,” ungkap Menaker.

Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan unsur pekerja/buruh, pengusaha, dan pemerintah. Kepada semua delegasi, Menaker mengingatkan agar mengambil manfaat maksimal dari persidangan ILC, serta berharap hasil diskusi dan kesepakatan yang dicapai dapat memajukan keadilan sosial dan kesejahteraan pekerja di seluruh dunia.

“Dari bentuk standar ILO yang akan diadopsi pada ILC tahun ini, Kami berharap setiap unsur tripartit Indonesia dapat menerima dan menyikapinya secara serius dengan mengedepankan kepentingan nasional Republik Indonesia,” harapnya.

Kebersamaan dalam berbagai event ILC ini diharapkan mampu menciptakan saling pengertian antara pemerintah, pekerja/buruh, dan pengusaha terjaga dengan baik.

“Untuk itu, diharapkan kita menjaga tripartit ini dalam suasana kekeluargaan, saya harap suasana ini dibawa dalam forum-forum tripartit sampai tanah air,” tutup Ida.[tat]

Related Articles

Back to top button