Kamis, 13 Juni 2019
Indonesiaplus.id – Sejak tadi malam polisi antihuru-hara Hong Kong bersiaga untuk mengantisipasi pengunjuk rasa penentang RUU ekstradisi pada hari ini, setelah kemarin melumpuhkn aktivitas di seluruh distrik keuangan kota tersebut.
Pukul 10 malam waktu setempat ada 72 orang dilarikan ke rumah sakit, termasuk dua diklasifikasikan sebagai cidera serius, menurut Otoritas Rumah Sakit Hong Kong seperti dikutip Channel NewsAsia.com, Kamis (13/6/2019).
Aksi demo memanas usai polisi menembakkan peluru karet, gas air mata dan semprotan serbuk lada dalam serangkaian pertempuran untuk membersihkan para demonstran dari badan legislatif kota.
Pasca kejadian tersebut menandai aksi kekerasan terburuk yang mengguncang pusat keuangan sejak Inggris mengembalikannya ke pemerintahan China pada tahun 1997 dengan jaminan otonomi dan kebebasan yang luas.
Sangat berbeda dari China daratan, pemerintah Hong Kong memberlakukan sistem hukum dan kebebasan berbicara.
Dalam RUU telah memicu kekhawatiran yang luas, baik secara lokal maupun internasional. Pasalnya, pejabat China dan mengancam aturan hukum yang menopang status keuangan internasionalnya.
Di beberapa sudut kota, ratusan polisi anti huru hara terlihat dengan berkelompok, sementara para pengunjuk rasa memperoleh pasokan air segar, helm pelindung, menurut saksi mata Reuters.
Kondisi dari mereka terlihat menutup lengan dan kaki untuk melindungi diri dari serangan gas air mata. Mereka terlihat semakin banyak menjelang subuh.
Ribuan demonstran tetap berada di dekat badan legislatif di distrik Admiralty. Ribuan lainnya telah mundur ke distrik bisnis Central di dekat jaringan hotel terbesar di Asia, termasuk HSBC dan AIA, dan Mandarin Oriental.
Tak pelak bentrokan pecah selama beberapa jam usai puluhan ribu orang memenhi jalan arteri utama pada jam-jam sibuk pagi hari dan mengepung parlemen kota.
Akibatnya para a anggota parlemen menunda debat tentang racangan undang-undang (RUU) yang diusulkan tersebut.[fat]
