ECONOMY

800 Ribu Jamaah Umroh Diterbangkan Maskapai Asing, Garuda?

Senin, 10 Juni 2019

Indonesiaplus.id – Diprediksi jamaah Umrah asal Indonesia berjumlah 800 ribu orang tahun ini. Sedangkan tahun depan bisa tumbuh menjadi 1 juta jamaah. Sehingga bisnis ini sangat menggiurkan karena tak pernah sepi.

Anggota Komisi V DPR asal Partai Golkar, Muhidin M Said mengaku, prihatin dengan nasib PT Garuda Indonesia (Persero). Lantaran jamaah Umrah yang berjumlah ratusan ribu itu kebanyakan diangkut oleh maskapai asing.

“Ini jelas prihatin sebab jamaah Umroh kita itu kebanyakan diangkut Qatar Airways, Emirates atau Etihad, Turkish Airlines. Jadi bukan oleh Garuda,” papar Muhidin di Jakarta, Sabtu (8/6/2019).

Seharusnya maskapai asing tidak terlalu diberikan kebebasan mengangkut jamaah Umroh. Saat ini, keempat maskapai asing tersebut bisa mengangkut penumpang dua kali dalam sehari.

“Sedangkan Garuda tidak punya rute ke empat negara asal maskapai tersebut, yakni Abu Dhabi, Turki, Qatar dan Arab. Garuda hanya punya penerbangan ke Jeddah. Ini kan jelas tidak adil, menurut hemat saya,” katanya.

Kementerian perhubungan, perlu menelorkan aturan yang memberikan prioritas kepada Garuda, sebagai BUMN. “Jadi bagaimana Garuda bisa sehat apalagi untung besar kalau tidak pernah diberikan kerjaan. Dalam hal ini, pemerintah harus hadir,” tandasnya.

“Jumlah jamaah Umrah mencapai 800 ribu orang tahun ini. Tahun depan diperkirakan 1 juta orang. Jelas ini bisnis menggiurkan, karena nilainya triliunan rupiah. Akan sangat efektif untuk mengembangkan Garuda,” katanya.

Parahnya, ditanya rute penerbangan Garuda ke luar negeri, Muhidin menyebut banyak yang tutup sebab tidak memberikan dampak ekonomi yang signifikan. “Setahu saya, yang aktif tinggal ke Jeddah, Amstredam dan Jepang,” ungkapnya.

Muhidin menyebut adanya tren jamaah Umrah asal Indonesia. Pergi ke tanah suci melalui Singapura dengan menggunakan Singapura Airlines. Waduh, kalau dibiarkan, kepakan sayap Garuda sepertinya bakal semakin lemah.[sal]

Related Articles

Back to top button