ECONOMY

Tarif KA Nonsubsidi Terus Naik, Peminat KA Lebaran Minim

Jumat, 5 April 2019

Indonesiaplus.id – Pada Lebaran tahun ini, bisa jadi moda kereta api (KA) berpotensi ditinggalkan masyarakat. Pasalnya, penjualan tiket hingga kini masih di bawah 50 persen dan tarif kereta api nonsubsidi terus naik.

Menurut Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana, moda transportasi massal justru menunjukkan keangkuhan di tengah daya beli masyarakat yang rendah.

Selain tiket pesawat yang tidak mungkin turun, tiket kereta api nonsubsidi juga bisa mencapai 2 kali lipat pada momen Lebaran.

Sehingga memicu angka penjualan tiket hingga H-30 Lebaran masih di bawah 50 persen. Terlebih masyarakat punya pilihan lain untuk menuju kampung halaman, setelah tol TransJawa beroperasi.

“Namun bisa jadi masyarakat beralih membawa kendaraan pribadi atau naik bus,” kata Aditya di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Biaya mudiak dihemat sangat terasa dengan naik kendaraan pribadi. Operator jalan tol masih memberikan diskon tarif hingga 15 persen di ruas tertentu.

Masyarakat yang biasa merogoh kocek hingga jutaan rupiah untuk sekali perjalanan, hanya membutuhkan ratusan ribu atau paling banyak Rp 1 juta untuk sekeluarga dengan tol TransJawa. “Diskon tarif tol ini juga yang menjadi daya tarik,” ujarnya.

Pihaknya meminta tarif kereta api nonsubsidi juga diberi subsidi saat angkutan Lebaran. Hal ini bisa meningkatkan minat penggunaan transportasi massal bagi masyarakat kelas menengah bawah. Cara ini perlu diambil untuk meminimalisasi angka kecelakaan di jalan raya.

Data PT Kereta Api Indonesia (KAI), tiket KA Lebaran baru terjual 915.599 kursi dari total 2.365.012 kursi. Artinya, baru terserap 39 persen. Sisa yang masih kosong sebanyak 1.500.678 kursi.

VP Public Relation KAI Edi Kuswoyo mengatakan, kursi yang terjual ludes rata-rata untuk perjalanan kereta di Pulau Jawa. Arus mudik keberangkatan H-7 hingga hari H Lebaran terbanyak untuk rute Jakarta/Bandung ke Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Surabaya.

Sedangkan untuk arus balik dari Solo, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang menuju Jakarta dan Bandung juga sudah terjual habis untuk keberangkatan H+2 hingga H+7 Lebaran. Penjualan tiket KA di Pulau Sumatera masih sangat minim.

“Untuk rute lain di Pulau Jawa masih tersedia dengan kuota tertentu. Penumpang bisa menyiasati untuk keberangkatan di luar H-7 atau arus balik H+7 Lebaran,” ujarnya.

Secara keseluruhan, kursi kelas eksekutif yang belum terjual hingga 3 April 2019 sebanyak 502.040 unit. Kelas bisnis masih tersisa 80.551 kursi dan kelas ekonomi 918.087 kursi.

Penjualan tiket di wilayah Daerah Operasional 1 Jakarta juga baru terjual 47,79 persen dari 779.020 tempat duduk tersedia untuk keberangkatan dari Gambir dan Pasar Senen.

Untuk serapan penjualan tiket di Stasiun Gambir hanya 29,25 persen atau terjual 99.314 kursi, dari Pasar Senen 62,12 persen atau terjual 272.972 kursi. “Itu penjualan tiket untuk H-10 dan H+10 Lebaran,” ujarnya.

Mayoritas perjalanan untuk H-10 hingga hari Lebaran diklaim sudah habis terjual. Yang masih tersisa kursi untuk keberangkatan lebih dari H+10 Lebaran untuk keberangkatan dari Jakarta ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.[sal]

Related Articles

Back to top button