ECONOMY

Rilis Laporan ADB, Dua Faktor Pengaruhi Ekonomi Indonesia

Kamis, 4 April 2019

Indonesiaplus.id – Ada faktor utama yang akan menyelamatkan perekonomian Indonesia pada 2019 dan 2020. Hal itu berdasarkan laporan teranyar dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB).

Tahun ini dan 2020, ADB memerkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tak jauh-jauh dari 5,2% dan  5,3%.

“Didukung manajemen makroekonomi yang solid dan permintaan domestik yang kuat, momentum  pertumbuhan Indonesia diharapkan akan berlanjut secara sehat,” ujar Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried  Wicklein di Jakarta, Rabu (3/4/2019).

Untuk mendorong, kata Wicklein, pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan dan inklusif, Indonesia  memerlukan fokus yang berkesinambungan pada peningkatan daya saing, pengembangan sumber daya manusia  dan penguatan ketahanan.

Dalam laporan ADB berjudul Asian Development Outlook (ADO) 2019, menjelaskan investasi dalam negeri dan konsumsi rumah tangga yang kuat, menjadi kompensasi dari melemahnya kinerja ekspor.

Sedangkan untuk pertumbuhan sektor investasi akan didukung oleh pembangunan proyek infrastruktur, baik yang sudah selesai maupun dalam tahapan penuntasan, terutama dalam bidang transportasi dan energi.

Untuk perbaikan terhadap iklim investasi seperti perampingan sistem administrasi pajak dan penyederhanaan perizinan usaha juga diyakini akan makin mendukung sentimen positif investor.

Konsumsi rumah tangga didukung oleh penguatan permintaan domestik dalam jangka pendek, pasalnya meningkatnya lapangan kerja di sektor formal dan perluasan program bantuan sosial pemerintah.

Laju stabil pergerakan inflasi tetap rendah pada kisaran 3,2% pada 2019, dan 3,3% pada 2020, juga menjaga momentum pertumbuhan belanja sektor swasta.

Membaiknya kinerja konsumsi rumah tangga dapat menjadi faktor yang mendorong impor barang dan  jasa dalam periode ini, meski tidak setinggi pada 2018.

Defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan mencapai 2,7% terhadap PDB masing-masing pada 2019 dan 2020, atau lebih rendah dari 2018 yang tercatat 3% dari PDB.

Adapun faktor pemicunya adalah pertumbuhan impor maupun ekspor yang mengalami perlambatan, meski pemasukan dari pendapatan devisa sektor pariwisata terus berlanjut.

Juga, laporan ADO mengingatkan risiko eksternal terhadap proyeksi ekonomi yaitu meningkatnya ketegangan perdagangan global dan volatilitas pasar keuangan internasional serta kemungkinan kekeringan akibat fenomena  El Nino. [sal]

Related Articles

Back to top button