Usai Gelar Pertemuan, OPEC Setuju Kurangi Produksi Minyak

Kamis, 6 Desember 2018
Indonesiaplus.id – Rapat di markas Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Kamis (6/12/2018) di Wina, Austria.
Diansir dari CNBC, OPEC dilaporkan setuju memangkas produksi minyak demi memulihkan harga. Namun sejauh ini, kartel minyak tersebut tidak merilis rincian jumlah pengurangan produksi mereka.
15 anggota OPEC yang dipimpin oleh Arab Saudi dan mitra dari non-OPEC yaitu Rusia, dikabarkan telah mencapai kesepakatan untuk memangkas harga minyak hingga enam bulan mendatang.
Pertemuan ini merupakan momentum bagi OPEC untuk mendongkrak harga si emas hitam, dimana belakangan ini terpuruk akibat kelebihan pasokan.
Sebab, harga minyak telah jatuh 30% selama dua bulan terakhir. Pasar minyak pun khawatir harga minyak akan kembali melemah seperti 3 tahun silam. Sejak krisis keuangan global tahun 2008, harga minyak seperti kesulitan untuk mendapat tenaga.
Menurut sumber OPEC kepada Reuters membisikan, Organisasi akan mengumumkan tingkat pengurangan secara spesifik pada Jumat besok. Arab Saudi, produsen minyak terbesar OPEC sebelumnya memberi isyarat untuk memangkas produksi sekira 1 juta barel per hari. Namun angka ini dianggap terlalu kecil dari ekspektasi sekitar 1,3 juta barel per hari.
Partisipasi Rusia tetap menjadi pertanyaan. Karena selama ini, Moskow menolak untuk berkomitmen pada pemangkasan kuota secara mengikat.
Kabar OPEC setuju memangkas produksi bisa menjadi rumit, karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu lewat, kembali menyerukan OPEC untuk mempertahankan produksinya secara stabil. Hal ini agar harga minyak tidak melambung dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi global.
Terkait perdebatan jumlah pengurangan produksi, apakah antara 1 juta barel per hari atau 1,3 juta barel per hari, Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan bahwa pemotongan produksi sebesar 1 juta barel per hari sudah cukup. Pasalnya, Provinsi Alberta di Kanada telah mengumumkan memangkas produksinya sekitar 325.000 barel per hari demi menyeimbangkan pasokan.
“Soal perdebatan jumlah apakah itu 1,3 juta atau 1 juta barel per hari, atau kurang dari itu atau lebih banyak dari itu, kita masih punya hari esok untuk menentukan angka-angka,” kata Falih.
Terjadinya perdebatan jumlah angka ini membuat pasar minyak khawatir bahwa pemangkasan produksi akan di bawah harapan.
Kondisi ini membuat harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate turun tajam. Harga minyak Brent International diperdagangkan jatuh 2,6% menjadi USD59,94 per barel pada pukul 14:30 GMT dan WTI terjungkal 3,2% menjadi USD51,21 per barel.[sal]