Senin, 30 April 2018
Indonesiaplus.id – Dua bocah meninggal ketika menghadiri kegiatan “Untukmu Indonesia” di Monumen Nasional (Monas), Sabtu (28/4/2018. Keduanya berinisial R (10) dan M (11), mereka merupakan warga Pademangan Barat, Jakarta Utara.
“Dipastikan ada investigasi lanjutan, sebab harus kehilangan nyawa disebabkan berdesak-desakan berkaitan dengan penyebab kematian kedua korban,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2018).
Pihaknya memastikan bakal berkordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengusut tuntas permasalahan tersebut. Sebab, dirinya cukup geram ketika mengetahui adanya korban jiwa dari penyelenggaraan acara tersebut. “Tentunya kita akan berkoordinasi sama kepolisian” katanya.
Politikus Partai Gerindra itu menjelaskan, metode pemberian sembako mereka dengan acara memberikan kupon kepada masyarakat disetiap RW yang ada di Ibu Kota. Kedua anak di bawah umur yang menjadi korban itu berasal dari dua RW yang berbeda.
“Rupanya pengumpulan ini berdasarkan RW dan (kedua korban) ini dari Pademanangan tapi berbeda RW,” tandasnya.
Pemprov DKI, hanya bisa membantu sebatas memberikan fasilitas untuk mempertemukan antara keluarga dan pihak panitia. Pihaknya menekankan acara tersebut bukan merupakan sebuah kegiatan dari pemerintah daerah.
“Pemprov sampaikan ini bukan kegiatan kami. Tapi kami akan bertanggungjawab dari segi memberikan fasilitas. Juga, meminta pihak panitia untuk berkoordinasi dengan keluarga,” ucapnya.
Pihaknya sudah memanggil pihak penyelenggara acara “Untukmu Indonesia”. Ada sekira delapan panitia inti yang diketuai oleh seorang ketua bernama Dave Santosa.
Hasil pertemuan itu, bahwa panitia akan bertanggung jawab secara penuh terkait adanya bocah yang meninggal. Pihaknya akan memantau sejauh mana komitmen mereka dalam menangani korban yang meninggal itu.
“Ya komitmen mereka sangat kuat tadi bahwa mereka akan tanggung jawab,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Forum Untukmu Indonesia menggelar acara di Monas pada Sabtu 28 April 2018. Berdasarkan izin awal yang diajukan ke Disparbud DKI Jakarta, acara ini merupakan gelaran seni budaya dalam menyambut hari tari Internasional.
Namun setelah diteken Pemprov DKI Jakarta, pihak penyelenggara berencana mengadakan bagi-bagi sembako gratis. Meski sudah dilarang Pemprov DKI Jakarta, ia menyebut panitia tetap melakukannya.
Monas dikerumuni warga dari dalam dan luar Jakarta. Terjadi kericuhan dan kemacetan saat pembagian sembako.[Sap]
