WHO Laporkan Akibat Suhu Ekstrem Eropa 57 Orang Tewas

Jumat, 2 Maret 2018
Indonesiaplus.id – Eropa didera hujan dan badai salju yang mematikan, Kamis (1/3/2018). Tidak hanya menutup total bandara di Jenewa, Swiss, yang biasanya sibuk, sekolah, dan banyak jalan raya, korban jiwa juga terus bertambah menjadi sedikitnya 57 meninggal dan tiga orang hilang.
‘’Mereka yang sangat rentan sakit akibat suhu dingin ini termasuk para usia lanjut, anak-anak, serta orang dengan penyakit kronis maupun yang mengalami keterbatasan fisik dan mental,” tulis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bagi orang miskin, tunawisma, serta migran yang paling menderita akibat deraan suhu dingin ekstrem di Eropa ini. Berbagai badan cuaca Eropa memprediksi suhu ekstrem ini berlangsung hingga Kamis malam waktu setempat.
Dilaporkan tiga orang hilang di Polandia, sehingga total korban mencapai 21, termasuk 18 yang dipastikan tewas. Sebanyak 7 orang tewas di Estonia, 6 di Rep Ceko, 5 di Lithuania, masing-masing 4 di Prancis dan Slowakia, 3 di Spanyol, masing-masing 2 di Italia, Serbia, Rumania, dan Slovenia, serta masing-masing seorang di Inggris dan Belanda.
Sebagian besar korban meninggal di Polandia adalah orang-orang yang selama ini terbiasa tidur di area terbuka. Sementara, seorang korban meninggal di Spanyol adalah lelaki tunawisma berusia 39 tahun yang tidur di rongsokan sebuah truk.
Kondisi suhu dingin ekstrem akibat ledakan es di Siberia -dijuluki ‘’Serigala dari Timur” di Inggris, ‘’Beruang Siberia” di Belanda, serta ‘’Kanon Salju” di Swedia- membuat temperatur di Eropa berada jauh di bawah 0 derajat Celsius.
Di Swiss, selama beberapa hari ini suhu bahkan mendekati minus 40 derajat Celsius pada area yang lebih tinggi. Swiss terbilang terparah. Warga yang bangun tidur mendapati halaman rumah dan jalan raya ditimbuni salju cukup tebal. Sebagian besar transportasi umum di darat dan udara terganggu.
Seluruh bandara di Jenewa, termasuk GeneveAeroport yang lazim hiruk-pikuk sehari-hari, berhenti beroperasi sejak pukul 08.00 waktu setempat (14.00 WIB). Namun, bandara utama di Zurich tidak begitu terdampak sehingga penerbangan berjalan cukup normal.
Beberapa jam kemudian, penerbangan dari dan menuju GeneveAeroport mengumumkan beroperasi lagi. Namun, otoritas setempat memperingatkan masih akan terjadi sejumlah penundaan dan pembatalan penerbangan sepanjang Kamis.
Sementara itu di Jerman, suhu ekstrem masih berlangsung. Juga, di Inggris Raya ketika suhu semakin ekstrem kala berpadu dengan Badai Emma yang berembus dari Atlantik. Peringatan siaga ‘’merah” (berbahaya bagi keselamatan jiwa) diperpanjang di belahan barat daya Inggris serta belahan selatan Wales dan Skotlandia.[Fat]