Hadapi Tantangan Dunia Ketenagakerjaan, Sembilan Lompatan Kemnaker Jadi Solusi Jitu
Indonesiaplus.id – Disrupsi digital dan pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi dunia ketenagakerjaan yang selalu dinamis di tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang terus menunjukkan tren positif.
Salah satu sektor yang berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional adalah dunia ketenagakerjaan yang signifikan telah sukses menyerap tenaga kerja yang berada di dalam maupun luar negeri.
Kepemimpinan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah telah memberikan warna dalam upaya menghadapi masalah dan tantangan pembangunan ketenagakerjaan melalui Sembilan Lompatan Besar Ketengakerjaan.
Sembilan Lompatan Besar Kemnaker tersebut, yaitu 1. transformasi BLK; 2. link and match ketenagakerjaan; 3. transformasi program perluasan kesempatan kerja; 4. pengembangan talenta muda; 5. perluasan pasar kerja luar negeri; 6. visi baru hubungan industrial; 7. reformasi pengawasan; 8. ekosistem digital SIAPKerja; 9. reformasi birokrasi.
Disitat dari https://satudata.kemnaker.go.id/satudata-public/2023/11/files/publikasi/1706754210261_KDD%25202%2520tahun%25202023%2520REV-1.pdftergambar bahwa Kemnaker fokus melakukan berbagai langkah strategis, transformatif, dan inovatif untuk merealiasikan Sembilan Lompatan tersebut.
Sembilan Lompatan Kemnaker merupakan respons atas kondisi aktual dari berbagai perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sistem digitalisasi yang berimplikasi terhadap dunia ketenagakerjaan.
Pada berbagai kesempatan, Menaker Ida Fauziyah mengajak semua unit kerja di lingkungan Kemnaker agar berkolaborasi agar implementasi sembilan lompatan Kemnaker berjalan sesuai dengan harapan.
Salah satu yang menjadi perhatian Menaker Ida Fauziyah yaitu Transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) yang didesain untuk menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang memiliki daya saing di tingkat nasional dan internasional.
Upaya mentransformasi BLK, Menaker pun melakukan strategi enam (6R), yaitu Reformasi kelembagaan, Redesain substansi pelatihan, Reorientasi SDM, Relationship, Rebranding dan Revitalisasi.
Sejarah mencatat BLK mengalami transformasi dari masa ke masa. Misalnya pada 2017 tercipta program awal BLK mini yang nanti dikenal sebagai BLK komunitas (BLKK) sebanyak 50-unit basis lokasi di lembaga keagamaan.
Pada 2021 dan seterusnya dicetuskan konsep Transformasi BLK melalui enam pilar. Setahun kemudian, pada 2022 transformasi BLK diperkuat dengan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan (Kepmenaker) No 38 tahun 2022 tentang 9 (Sembilan) Lompatan Kementerian Ketenagakerjaan.
Di mana, BLK berubah menjadi Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) yang adaptif sesuai dengan perkembangan zaman di era industri saat ini yang diikuti perubahan Kios “3 in 1” menjadi Kios “Siap Kerja”.
Untuk mewujudkan transformasi BLK diimplementasikan melalui pendekatan strategi 6 pilar yang meliputi:
- Rebranding BLK menjadi BPVP harus bisa meningkatkan daya tarik dan kepercayaan publik.
- Reformasi kelembagaan harus bisa meningkatkan kinerja organisasi BPVP yang lebih inovatif dan transformatif.
- Redesain pelatihan harus mampu merespons tantangan ketenagakerjaan kontemporer.
- Revitalisasi fasilitas, sarana, dan prasarana harus mampu meningkatkan kualitas, kapasitas, dan aksesibilitas BPVP.
- Reorientasi Sumber Daya Manusia (SDM) instruktur, tenaga pelatihan dan asesor kompetensi harus bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pelatihan vokasi.
- Relationship harus bisa meningkatkan kemitraan dan kolaborasi dengan stakeholders dalam rangka memperkuat kinerja BPVP. (sumber: kemnaker.go.id)
Kado terindah Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
Kebijakan yang inovatif dari Menaker Ida Fauziyah dilakukan melalui sinergitas program pelatihan vokasi di BLK dengan perluasan kesempatan kerja yang menjadikan didorong terus agar ada akselerasi guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dengan sinergitas program sebagai wujud kolaborasi dari program yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi Dan Produktivitas (Ditjen Binalavotas) dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen Binapenta & PKK) Kementerian Ketenagakerjaan.
Upaya meningkatkan SDM kompeten, Ditjen Binalavotas melalui Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) dengan melakukan berbagai pelatihan, sertifikasi dan penempatan di seluruh wilayah Indonesia.
Upaya mengatasi pengangguran, Binapenta melalui Balai Besar Perluasan Kesempatan Kerja berperan aktif membantu masyarakat atau pencari kerja untuk bisa ditempatkan serta mengembangkan perluasan kesempatan kerja berbasis kawasan karakteristik yang beragam.
Sedangkan, untuk mencapai target SDM kompeten menuju masyarakat sejahtera melalui ekosistem berbasis program pelatihan, sertifikasi, penempatan akan menjawab tantangan ke masa depan. Kolaborasi dari berbagai sektor akan menjawab tantangan tantangan dunia ketenagakerjaan menuju SDM kompeten dan Indonesia maju.[hmd]