HUMANITIES

Solusi Tepat Sasaran dan Tepat Guna, Kuncinya Kenali Masalah Sedetil Mungkin

Indonesiaplus.id – Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung menggelar pembekalan guna meningkatkan kompetensi mahasiswa angkatan 2019 yang tengah melaksanakan Praktikum Laboratorium, Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial (Lindayasos).

Pembekalan digelar secara daring dengan menghadirkan narasumber Ade Reno dari Government Affairs Superintendent PT. Merdeka Tsingshan Indonesia. Kegiatan diikuti 69 peserta yang dihadiri Wakil Direktur I Admiral Nelson Aritonang, dan Ketua Prodi Lindayasos Lina Favourita S.

“Kegiatan ini sangat efektif dan bermanfaat bagi para mahasiwa praktikan, karena jadi lebih memahami peran dan keterampilan apa yang harus disiapkan saat berada di masyarakat baik sebagai inisiator, konsultan, mediator, negosiator, organizer, advokator maupun spokesperson agar dapat bekerja dan merancang program,” ujar Ketua Prodi Lindayasos Lina Favourita S, Jumat (18/3/2022).

Paparan disampaikan narasumber, Ade Reno membuka wacana permasalahn penataan lingkungan sosial di Indonesia dengan banyak ragam masalah di antaranya isu kemiskinan, marjinalisasi, akses keuangan terbatas, konflik sosial, bencana alam, ketidaksetaraan gender, kebijakan dan pelayanan publik terbatas, dampak perubahan iklim, kerusakan lingkungan hutan, kerusakan lingkungan laut, air bersih dan sanitasi yang masih terbatas.

“Sebagai pekerja sosial kita mesti memiliki domain pada interaksi dan relasi antara orang dan lingkungan sosial, hubungan antara individu dan masyarakat seperti lembaga formal maupun informal,” ungkap Ade Reno.

Saat seorang pekerja sosial, kata Ade, akan merancang program maka perlu dilakukan identifikasi masalah dengan membuat pohon masalah sehingga bisa dideskripsikan apa yang menjadi sebab masalah dan apa akibat dari masalah tersebut, lalu dipetakan sumberdaya apa saja yang tersedia, hambatan apa yang ada serta pilihan solusi apa saja yang bisa dilaksanakan.

“Saat ini, para mahasiwa tengah praktik agar bisa membuka mata dan telinga selebar-lebarnya untuk menemukenali permasalahan apa yang sesungguhnya terjadi di tengah masyarakat sehingga program intervensi yang akan dilaksanakan bisa tepat sasaran dan tepat guna,” tegas Ade.

Untuk merancang program, perlu berbasis pada eviden dan membaca berbagai referensi tentang berbagai praktik yang bisa diadopsi dan dikontekstualisasikan dengan masalah yang tengah dihadapi.

“Juga, perlu didukung dengan referansi teori untuk menyusun program yang baik sehingga nanti hasilnya soluasi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, ” katanya.[ama]

Related Articles

Back to top button