Polteksos Bandung Gelar Pembekalan Praktikum Laboratorium Pemberdayaan Sosial

Indonesiaplus.id – Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung menggelar kegiatan Pembekalan Praktikum Laboratorium Profil Analis Pemberdayaan Sosial, sebagai ‘Best Practice’ program sebagai inspirasi dalam pengembangan model di wilayah masing-masing.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat, Dicky Saromi menyatakan patut berbangga sebagai mahasiswa Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Poltekesos Bandung, karena Indonesia salah satunya Jawa Barat sudah semakin memprioritaskan pemberdayaan.
“Pemberdayaan merupakan segalanya untuk mencapai Indonesia Maju dan Jabar Juara,” ujar Dicky Saromi di Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial, Poltekesos Bandung, Jumat (4/3/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Lina Favourita didampingi Kepala Laboratorium Atirista Nainggolan dan dimoderatori Helly Ocktilia. Hadir juga Wakil Direktur I, Admiral Nelson Aritonang, Ph,D serta para dosen Prodi Lindayasos dan diikuti 61 mahasiswa yang tengah melaksanakan Praktikum Laboratorium.
“Masih ada desa yang belum menjadi tuan rumah sendiri dan belum berdaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Jabar memiliki berbagai macam program unggulan baik yang dilakukan langsung maupun tidak, untuk mencapai desa kuat, maju dan berdaya, seperti Patriot Desa, PPJ, CEO BUMDes, Maskara, Bankeu, Aksara, Sabisa, Sekolah Tata Ruang, Bimtek dll, ” katanya.
Saat ini, mahasiswa Prodi Lindayasos tengah melaksanakan praktikum harus mampu melakukan asesmen tepat, good data, komunikasi dan koordinasi baik secara formal maupun informal agar program terus berjalan, penggunaan media sosial dengan membuat konten kretif untuk masyarakat, serta berkreasi dengan melakukan terobosan-terobosan yang bisa diwujudkan.
Ketua Prodi Lindayasos, Lina Favourita, menyampaikan bahwa bagi para mahasiswa dari luar Provinsi Jabar dapat menjadikan best practice program yang dilaksanakan Jabar sebagai inspirasi dalam pengembangan model di wilayahnya masing-masing.
Selain itu, kegiatan dinilai sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa terlebih dengan dibukanya dialog interaktif antara mahasiswa dan narasumber sehingga diharapkan dengan dilaksanakannya penguatan kapasitas ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.[ama]