Riset ICI: Peta Media Berubah Pasca Dihajar Pandemi

Indonesiaplus.id – Pasca dihajar pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir, peta media massa di Indonesia mengalami beberapa perubahan cukup signifikan yang berdampak tutupnya beberapa media.
Kajian dari Imogen Communication Institute (ICI) atas lansekap media tahun 2022 selama dua tahun terakhir.
Menurut Managing Director Imogen Communication Institute Jojo S. Nugroho bahwa cepatnya pergerakan dan perubahan di dunia media massa, terutama adanya efek pandemi memotivasi timnya melakukan riset pemetaan media ini.
Selian itu, kajian dilakukan berkaitan dengan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 yang jatuh setiap tanggal 9 Februari. Di mana pers sebagai pilar keempat demokrasi yang memiliki peran penting sebagai kanal informasi, terutama dalam era digital.
“Disrupsi teknologi dan pandemi menjadi badai besar bagi kelangsungan media massa. Pasca badai mereda, kondisi ini harus dipetakan kembali,” ujar Jojo dalam keterangan persnya, Kamis (10/2/2022).
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) menyatakan bahwa cepatnya pergerakan zaman dan teknologi, industri media bersifat sangat dinamis mengikuti perubahan, kendati banyak yang kandas dihantam krisis.
Laporan ICI dalam lanskap media massa di Indonesia meliputi cetak, online dan televisi dalam lingkup nasional dan lokal di 34 provinsi di Indonesia. Indonesia Media Landscape Report 2022 disajikan dalam 60 halaman dan bisa diakses melalui tautan di website Imogen PR.
Public Affairs Director Imogen juga kepala tim riset, Wahyuningrat menambahkan, pemetaan ini didasari kondisi saat ini berdasarkan keberadaan, sirkulasi, jumlah pembaca, kepemilikan, per sektor dan per wilayah.
Ada indexing koran nasional, majalah dan tabloid nasional, televisi berita nasional, media online nasional, grup media, media per sektor, media lokal per provinsi, media berbahasa Inggris dan Mandarin.
“Pemetaan dibuat secara sistematis agar khalayak yang membutuhkan lebih mudah memahami kondisi media saat ini dan memudahkan mereka dalam pemilihan media dengan kebutuhan perusahaan,” katanya.
Kendati informasi yang terdapat dalam laporan kajian iditujukan hanya sebagai sumber informasi dan bukan digunakan sebagai keperluan investasi. Informasi, analisis, dan kesimpulan dalam laporan kajian ini juga tidak dapat digunakan sebagai perkiraan ataupun jaminan bagi hasil di masa depan.
“Kami yakin laporan ini bisa menjadi referensi dalam mengetahui pemetaan media massa di Indonesia saat ini, bagi kalangan praktisi PR, praktisi komunikasi, pelaku industri dan khalayak umum pemerhati media,” ujarnya.
Terdapat data yang disuguhkan oleh Dewan Pers Indonesia mengenai jumlah media dan wartawan di Indonesia. Ada 1.684 media di Indonesia per 2022 yang terdiri dari 436 media cetak, 15 radio, 368 tv, dan 865 online, dan wartawan yang terdaftar sebanyak 17.811 orang.[tat]