Seiring Pembangunan Huntap, Kemensos Berikan Kebutuhan Dasar dan Sarana Pendukung

Indonesiaplus.id – Setahun pascagempa Sulawesi Barat (Sulbar) yang berpusat di Kabupaten Majene, warga dua dusun yaitu Dusun Aholeang dan Dusun Rui, Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, masih bertahan di lokasi pengungsian di Desa Mekkatta.
Hingga saat ini, warga mengungsi lantaran program Hunian Tetap (Huntap) masih dalam proses pembangunan. Seiring pembangunan tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) melakukan pendampingan bagi 150 KK atau 604 jiwa di kedua desa.
“Seiring menanti pembangunan Huntap selesai oleh instansi berwenang, Kami melakukan pendampingan bagi penyintas di dua dusun tersebut,” ujar Subkoordinator Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), Fahri Isnanta, mewakili Kemensos di Malunda, Rabu (19/1).
Pendampingan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan Layanan Dukungan Psikososial (LDP), sesuai tugas Kemensos dalam pembagian klaster nasional penanggulangan bencana, yakni pemenuhan kebutuhan dasar logistik, pengungsian, dan LDP.
Kemensos bersama Dinas Sosial Provinsi Sulbar, Dinas Sosial Kabupaten Majene, BPBD Majene, Balai “Nipotowe” Palu, dan melibatkan Camat Malunda, Kepala Desa Mekkatta, dan personel Tagana, melakukan pemetaan dan asesmen awal.
Hasil pemetaan, yaitu kebutuhan dasar warga diupayakan Kemensos berupa tenda serbaguna 5 unit, tenda gulung 150 lembar, family kit 170 paket, selimut 170 lembar, kasur 170 buah, sembako 150 paket, makanan anak 150 paket, makanan siap saji 300 paket, seragam sekolah 100 stel, listrik, air untuk MCK, hingga alat bantu untuk penyandang disabilitas.
Berbagai bantuan dikirim dari Gudang Regional Makassar, Gudang Dinas Sosial Provinsi Sulbar, Gudang Dinas Sosial Kabupaten Majene dan Gudang Balai Nipotowe Palu.
“Adanya pembagian tugas dimaksudkan agar penanganan pemenuhan kebutuhan dasar penyintas dapat terlaksana secara terpadu dan komprehensif,” tandasnya.
Hingga kini telah berdiri 5 unit tenda serbaguna di lokasi pengungsian Desa Mekkatta, yaitu 2 unit tenda untuk sekolah dan 3 unit tenda untuk shelter atau tempat berlindung penyintas.
“Tenda-tenda tersebut dilengkapi bantuan logistik dan fasilitas pendukung lingkungan pengungsian lainnya, seperti listrik dan sarana air bersih,” katanya.
Di tempat pengungsian sebelumnya mengalami keterbatasan penerangan karena warga memakai satu sumber daya listrik yang tersambung dari rumah ke rumah dan tidak semua tenda warga bisa menggunakan listrik dalam waktu yang bersamaan.
“Tapi saat ini tenda merah putih dilengkapi sarana listrik dan penerangan yang cukup baik untuk dapat menerangi aktivitas warga pada malam hari,” terang Fahri.
Kemensos mengupayakan kepada pihak PLN untuk memasok kebutuhan listrik, juga penambahan daya (KWH) meteran untuk jangka pendek. Untuk jangka panjang, PLN akan membangun infrastruktur perluasan jaringan.
Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan sarana air, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dibantu warga Dusun Aholeang melakukan pengeboran sumur sedalam 30 meter dan air dipompa untuk memenuhi tandon air yang disiapkan di dekat Mandi Cuci Kakus (MCK).
Pasokan air juga disalurkan untuk sanitasi yang memadai ini dan menjadi penting untuk diperhatikan di tempat pengungsian. “Adanya sanitasi yang baik kondisi kesehatan penyintas juga dipastikan baik,” katanya.
Dengan adanya tenda serbaguna berwarna merah putih milik Kemensos yang terpasang sejak Sabtu (15/1) hingga mulai ditempati Rabu (19/1) malam mendapat tanggapan positif warga Dusun Aholeang, salah satunya, Risma (22).
“Alhamdulillah, dengan tenda ini kami tidak terlalu khawatir dan tidak perlu takut lagi kalau angin kencang dan ada pohon tumbang. Sebab, memakai besi dan kemarin kami pakai itu hanya tali rafia dan kayu. Di sini kami terlindungi dan tidak berdekatan dengan pohon,” ungkap ibu beranak satu ini.
Risma menyampaikan rasa terima kasih atas kenyamanan tenda dan fasilitas pendukung lainnya yang diberikan. “Terima kasih bantuan tenda dan kami sangat bersyukur karena adanya tenda dari Kementerian Sosial, kami tinggal itu jadi lebih aman dan nyaman,” ucapnya.
Kolaborasi Kemensos bersama pemda dimaksudkan untuk memberikan kontribusi nyata, cepat dan berkurangnya beban masyarakat di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, pascagempa Sulbar satu tahun lalu.
Langkah selanjutnya, Kemensos masih akan terus melakukan pendampingan terhadap warga dan bukti negara hadir untuk setiap penyintas bencana.
Kemensos akan kembali mendistribusikan tenda-tenda skala kecil berbasis keluarga dan toilet portable (mudah dibawa) untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak.
Selain itu, Kemensos memastikan LDP bagi warga dua dusun melibatkan kelompok sanggar dan pilar-pilar sosial di Provinsi Sulbar dan diharapkan bisa mempercepat proses pemulihan warga.[ama]