Perdagangan Emas Dunia Naik 2 Persen Disebabkan Dolar AS Loyo

Indonesiaplus.id – Penutupan perdagangan Kamis atau Jumat pagi waktu Jakarta, harga emas naik lebih dari 2 persen. Usai nilai tukar dolar AS jatuh karena angka mingguan pekerjaan AS yang loyo.
Kenaikan ini belum bisa mengimbangi pelemahan yang dibukukan sebelumnya, sebab ekspektasi pengurangan dukungan ekonomi dari Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Namun, jika dihitung secara kuartalan, harga emas mengalami pelemahan di kuartal III 2021. Seperti dikutip CNBC, Jumat (1/10/2021), harga emas di pasar spot naik 1,7 persen ke level USD 1.755,56 per ounce pada pukul 13.32 ET, usai di awal sesi naik 2,2 persen ke level tertinggi dalam satu pekan.
Untuk harga emas berjangka AS ditutup naik 2 persen ke level USD 1.757 per ounce. Berdasarkan data pada Kamis menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru tunjangan pengangguran meningkat pada pekan lalu. Tentu saja, kondisi ini dapat meningkatkan kekhawatiran pasar tenaga kerja melemah.
“Situasi ini menyebabkan ketidakpastian tentang tapering off the Fed karena mereka ingin pasar tenaga kerja yang kuat sebelum melakukan pengurangan,” tutur konsultan independen Robin Bhar.
Menurut Robin, bahwa penundaan rencana tapering ini bisa memberikan dampak positif untuk emas. Harga emas naik karena ada pembelian fisik baru dengan beberapa investor mencari lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.[tat]