WFH Berpotensi Timbulkan Stres dan Gangguan Mental, Berikut Ulasannya!

Indonesiaplus.id – Situasi pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi setiap pihak, termasuk bagi para pekerja. Dituntut beradaptasi dengan perubahan yang ada, salah satunya bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kendati awalnya konsep ini dianggap menyenangkan, seiring berjalannya waktu, WFH mulai menjadi polemik yang berpotensi menimbulkan stres. Apabila tidak ditangani dengan baik, dapat berujung pada gangguan kesehatan mental.
Kesehatan mental mengacu pada kondisi sehat secara menyeluruh, di mana setiap individu sadar akan kemampuannya dan dapat mengatasi tekanan hidup.
Untuk mengindentifikasi apakah seseorang memiliki masalah kesehatan mental atau tidak, itu bukan hal mudah sehingga cenderung berpotensi sebagai silent killer bagi penderitanya.
“Hal ini disebabkan setiap individu membutuhkan waktu bertahun-tahun, sebelum akhirnya merasa nyaman dapat membuka diri terhadap masalah kesehatan mental mereka,” ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Pada saat menyadarinya, sering kali sudah terlambat untuk mengatasinya. Sebab, masalah kesehatan mental tidak terlihat, bukan berarti kesehatan mental itu tidak ada.
Namun secara global, hampir satu miliar orang memiliki masalah kesehatan mental. Orang dengan kondisi mental serius banyak yang tutup usia dua dekade lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak menderita penyakit mental.
Statista Research Department menyatakan, terdapat 2,99 juta orang Indonesia yang menderita gangguan jiwa pada 2020. Dalam penelitian lain dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI), terdapat 68 persen peserta yang melakukan swaperiksa dari 31 provinsi, mengalami masalah psikologis.
Topik kesehatan mental menjadi topik yang kurang dipahami, karena ada stigma sosial dan kebutuhan akan biaya pada perawatan pasien gangguan jiwa, banyak penderita kesehatan mental tidak mendapatkan pengobatan.
Pandemi semakin memperburuk krisis kesehatan mental secara global, para pelaku bisnis harus menyadari masalah kesehatan mental merupakan hal penting di lingkungan kerja. Buruknya kesehatan mental para karyawan dapat mempengaruhi kinerja bisnis.
Penting bagi pelaku bisnis dan karyawan secara bersama-sama menyadari kesehatan mental merupakan bagian dari aspek kesehatan yang harus dianggap lumrah dan jangan dianggap sebagai stigma negatif.
Untuk memahami kondisi memang belum pernah terjadi sebelumnya. “Jadi, tanpa kekuatan dan ketahanan dari para karyawan, kegiatan usaha tidak akan bertahan di masa pandemi ini,” tutur Vice President 3M Asia Corporate Affair, Jim Falteisek dalam keterangan tertulisnya.
Kesehatan mental karyawan, kata Jim, menjadi hal yang utama, sehingga adanya kepedulian terhadap masalah ini akan dapat menciptakan kebahagiaan, kesehatan, dan kesejahteraan para karyawan.”Sekaligus bisa membangun harapan akan masa depan kerja yang lebih baik ke depannya, ” harap Jim.[auf]